TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah masyarakat di Jakarta melakukan refund atau pengajuan pengembalian tiket kereta api dan pesawat dengan uang setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan pelarangan mudik Lebaran 2020. Beberapa di antara mereka mengaku kecewa karena dana pengembalian tiket mudik yang tak penuh alias terkena potongan.
"Aku baru refund via Traveloka, kena potongan Rp 250 ribu. Pengembalian dananya juga lebih lama dari biasanya karena antre banyak (yang refund)," ujar Safitri, salah seorang calon pemudik yang gagal pulang kampung, saat dihubungi Tempo, Selasa 21 April 2020.
Safitri mengatakan segera melakukan refund tiket pesawat terbang dari Jakarta menuju Yogyakarta setelah mendengar Presiden Joko Widodo melarang adanya mudik. Padahal, ia sudah memesan tiket pesawat itu dari Januari 2020.
"Tadinya mau re-schedule buat perjalanan lain kalau-kalau aja masa darurat selesai, biar nggak perlu pesen ulang. Tapi ga usah lah," ujar dia.
Berbeda dengan Safitri, Ditya Subagja memilih untuk menahan diri agar tak segera melakukan refund tiket kereta api Jakarta - Bandung miliknya. Sebab, ia berharap larangan mudik baru dibuatkan aturannya sebelum jadwal keberangkatannya ke Bandung.
"Tanggal 25 Mei kereta ke Bandungnya," ujar Didit.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi memutuskan melarang masyarakat untuk mudik Lebaran 2020. Hal ini, dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Data terakhir menunjukkan kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 6.760.
"Pada hari ini, saya mengambil keputusan besar. Dalam rapat hari ini saya sampaikan bahwa mudik semuanya akan kami larang. Oleh karena itu, persiapan mengenai semua ini harap dipersiapkan," ujar Jokowi via telekonferensi dari Istana Merdeka, Jakarta pada Selasa, 21 April 2020.
Kebijakan pemerintah untuk melarang mudik Lebaran 2020 sebelumnya hanya sebatas imbauan saja alias tidak ada larangan secara resmi. Namun, Presiden Jokowi juga menyatakan tidak menutup peluang melarang mudik, sesuai evaluasi perkembangan di lapangan.