TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi Mahasiswa Mercu Buana menuntut pihak Universitas mengurangi 50 persen biaya pendidikan. Pengurangan setengah dari ongkos per semester disebabkan mahasiswa tidak menikmati fasilitas kampus selama masa pandemi Covid-19.
"Karena selama ada pandemi kami tidak menggunakan fasilitas gedung, Wi-Fi, air, listrik, dan lainnya," kata Ahmad Fachrudin, mahasiswa Mercu Buana ketika dihubungi, Selasa, 30 Juni 2020.
Tuntutan itu disuarakan dalam aksi unjuk rasa yang digelar di kampus Mercu Buana, Senin, 29 Juni 2020.
Namun, aksi yang melibatkan seluruh mahasiswa berbagai fakultas itu mentok ketika pihak rektorat urung menemui pengunjuk rasa. "Kalau untuk uang SKS (satuan kredit semester) kan buat bayar dosen. Itu sudah hak mereka, jadi kita tidak mengutak-atik itu," ujar Fachrudin yang menjadi koordinator aksi.
Menurut mahasiswa teknik arsitektur ini, sebelumnya badan eksekutif mahasiswa (BEM) dan dewan perwakilan mahasiswa (DPM) pernah bertemu pihak kampus membahas pemotongan tersebut. Tapi pihak Mercu Buana menolak mengabulkan permintaan itu. Pertemuan itu dihadiri dewan pimpinan mahasiswa (Dipmawa) serta wakil dekan.
"Dipmawa mengeluarkan statemen bahwa tidak ada pemotongan," katanya. Selain itu, Gerakan Mahasiswa Jakarta Bersatu (GMJB) sudah mendatangi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ihwal pengurangan setengah dari uang semester. Ia mengaku sudah sampaikan itu ke Kemendikbud.
Tapi karena Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim tidak ada, kata dia, usul itu disampaikan ke pejabat Humas untuk meneruskan tuntutan itu ke Mendikbud. Kami sudah kirim surat audensi 3 x 24 jam, jika tidak direspons pihak GBMJ akan turun lagi di Kemendikbud," ujar dia.
Sebelumnya Nadiem mengeluarkan peraturan pemotongan 50 persen untuk kampus negeri. Sementara kebijakan di kampus swasta seperti Mercu Buana diatur oleh kampus itu sendiri.
Fachrudin menjelaskan, ketika mahasiswa minta pemotongan separuh ongkos semester akan disesuaikan dengan kesepakatan bersama.
Jika mahasiswa minta pemotongan 50 persen. Seandainya pihak kampus mengabulkan pemotongan 50 persen, kata dia, itu sudah baik. "Bisa bayar setengahnya," ujar dia. Fachrudin mengaku, kini biaya per semesternya senilai Rp 9.500.000.
Tuntutan Aliansi Mahasiswa Mercu Buana di Meruya, Jakarta Barat ini akan dilanjutkan besok. "Itu keresahan mahasiswa Mercu Buana. Semua mahasiswa fakultas terlibat."
IHSAN RELIUBUN