TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyatakan bahwa kebijakan yang diambil oleh Pemerintah DKI dalam penanganan pandemi Covid-19 berdasarkan fakta dan data yang ditemukan di lapangan.
Termasuk juga kata Riza, berdasarkan pendekatan sain dan masukan dari pakar dan ahli terkait, agar kebijakan yang diambil di tengah pandemi Covid-19 bukan sesuatu yang bersifat ramalan.
"Tidak ada pilihan selain scientific approach, ilmiah, jadi semuanya harus, Jadi ini bukan ramal meramal ini," ujar Wagub DKI Riza dalam diskusi virtual Smart Radio FM, Sabtu 4 Juli 2020.
Riza memisalkan kebijakan DKI Jakarta untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB transisi. Keputusan itu kata dia, berdasarkan fakta dan masukan dari para ahli, setelah angka penularan Covid-19 (Rt) di DKI turun di bawah angka 1.
Riza menyebutkan dengan data dan fakta tersebut DKI akhirnya memutuskan untuk melonggarkan sejumlah aspek, mulai dari pembukaan kembali rumah ibadah pada fase pertama, kemudian disusul dengan kegiatan perkantoran dan pada fase ketiga membuka pusat pembelanjaan dan tempat rekreasi.
Riza mengatakan tentu kelonggaran tersebut disertai dengan protokol kesehatan yang harus dijalankan, terutama membatasi jumlah orang di rumah ibadah, perkantoran, hingga pusat pembelanjaan dengan hanya diperbolehkan maksimal 50 persen dari jumlah kapasitas.
Selain itu kata Riza meski saat ini Pemerintah DKI telah melonggarkan PSSB di fase transisi, namun pengawasan dan pengamanan ditingkatkan, termasuk jumlah aparat yang bertugas di lapangan.
"Di PSBB transisi ini karena ada pelonggaran justru ada peningkatan pengawasan, aparat kami tambah sarana fasilitas kami tambah, Karena memang virusnya masih ada," ujarnya.
Di sisi lain menurut Riza, sejauh ini edukasi dan kesadaran masyarakat sudah baik hal ini terlihat dengan masih banyaknya warga yang tetap memilih di rumah. Selain itu kata dia, jumlah pengunjung di tempat rekreasi atau pusat pembelanjaan masih rendah, dari 50 persen kapasitas yang dibolehkan jumlah pengunjung saat ini hanya berkesar 20-30 persen.