TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan krisis ekonomi dampak dari pandemi Covid-19 berbeda dengan krisis moneter 23 tahun lalu. Menurut dia, dulu sektor usaha besar yang terdampak. Sementara usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi.
"Kalau sekarang kita merasakan sektor mikro kecil terdampak bahkan bisa dikatakan termasuk paling besar," kata dia dalam diskusi virtual, Rabu, 22 Juli 2020.
Untuk itu, Anies menyebut, diperlukan terobosan-terobosan guna memulihkan perekonomian sektor usaha yang terdampak pandemi corona. Dia menuturkan, pemerintah DKI kini memiliki tantangan bagaimana bisa menyalurkan fasilitas kredit kepada pelaku usaha.
Tujuannya agar ekonomi UMKM dapat bergerak tumbuh. Caranya dengan melihat apa yang menjadi kebutuhan UMKM. Selanjutnya, pemerintah DKI menyiapkan fasilitas demi memenuhi kebutuhan itu.
"Ini pendekatannya lebih induktif," ucap dia.
Anies melanjutkan, pihaknya telah proaktif menjemput bola para pelaku UMKM sehubungan dengan relaksasi perizinan. Petugas dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PM-PTSP) DKI bakal menyambangi rumah warga untuk membantu proses perizinan, misalnya pembuatan nomor pokok wajib pajak (NPWP).
"Sehingga akses perkreditan jauh lebih mudah," ujarnya.
Ketua Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) DKI Sarman Simanjorang memaparkan terdapat sekitar 1,2 juta pelaku usaha per 2016. Dari angka itu, hampir 93 persen di antaranya merupakan UMKM. Sementara jumlah usaha menengah besar sekitar 80 ribu atau 6,54 persen. Dia berujar, ribuan pelaku usaha ini terdampak pandemi Covid-19.