TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta masyarakat jangan hanya melihat angka penambahan kasus Covid-19 saja saat terjadi penambahan kasus tertinggi, namun juga harus melihat positivity rate atau angka penularannya. "Saya menganjurkan jangan hanya melihat angkanya, tapi lihat angka positivity rate-nya berapa persentasenya," ujar Anies saat ditemui di DPR DKI, Rabu 22 Juli 2020.
Anies Baswedan mengatakan dengan melihat positifity rate atau persentasenya bisa diketahui seperti apa kenaikan kasus itu. Menurut dia, pada saat rekor jumlah kasus positif kemarin sebanyak 441 kasus positivity rate-nya berada di kisaran 8 persen, angka itu masih di bawah positifity rate tertinggi sebelumnya yaitu 10.5 persen pada 11 Juli kemarin.
Anies mengatakan tingginya jumlah kasus harian itu juga disebabkan dengan tes yang terus ditingkatkan oleh DKI. Berdasarkan laman resmi Covid-19 jumlah orang yang dites pada Selasa kemarin sebanyak 5.230 orang.
Anies mengatakan bahwa saat ini wabah Covid 19 masih ada sehingga tes harus terus ditingkatkan. Selain itu kata dia, kasus positif yang ditemui adalah orang tanpa gejala yang tidak mengetahui jika orang itu sedang tertular Covid-19. Sedangkan angka pasien yang harus menjalani perawatan, kata dia, tidak mengalami peningkatan yang signifikan.
"Kita tingkatkan tes supaya kita temukan yang positif supaya bisa isolasi.“ Anies mengatakan wabah memang masih ada, tapi karena justru karena wabah masih ada, tes akan dilakukan lebih banyak. “Lebih banyak yang ketemu, lebih banyak yang isolasi."
Gubernur mengingatkan warga agar tetap menjalan protokol kesehatan dengan menggunakan masker, menjaga jarak aman dan rajin mencuci tangan. "Kata kuncinya selama ke depan ini, pakai masker. Dalam aktivitas apapun gunakan masker.”
Kedua, sebisa mungkin jaga jarak, karena itu pengamanan. Ketiga, cuci tangan rutin. Bila tidak harus berpergian, jangan berpergian. “Wabahnya masih ada."
Kasus positif Covid-19 di Jakarta kembali mencatatkan rekor yaitu 441 kasus. Angka itu menjadi kasus tertinggi selama pandemi sejak Maret lalu.