TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan bakal terus meningkatkan pemeriksaan PCR atau uji usap untuk melacak warganya yang terpapar Covid-19.
Menurut Anies, pemeriksaan uji seka yang dilakukan DKI kini telah melebihi target dari yang ditentukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan 10 ribu orang per pekan.
"Kami di Jakarta sepekan terakhir sudah 40 ribu orang diperiksa," kata Anies dalam diskusi daring yang disiarkan di akun YouTube DKI Jakarta, Rabu, 29 Juli 2020.
Dari hasil pemeriksaan tersebut, rasio positifnya kini telah mencapai 6,3 persen. Sebelumnya, Anies mengumumkan rasio positif Covid-19 mencapai 5,4 persen.
Hingga hari ini, pasien positif Covid-19 terus bertambah. Hari ini, kata Anies, pemerintah bakal mengumumkan penambahan 584 orang yang terpapar virus corona.
Menurut dia, peringkat kasus Covid-19 di DKI, terjadi karena pemerintah terus meningkatkan pelacakan dan pemeriksaan terhadap orang yang berpotensi terdapat virus ini.
Menurut mantan menteri pendidikan dan kebudayaan DKI itu, jika pemerintah tidak melacak warga yang terpapar maka bakal lebih banyak lagi warga yang terpapar. Sebab, mereka yang terinfeksi bakal menularkan terus ke orang lain.
Dengan melakukan pelacakan, pemerintah bisa dengan cepat mengisolasi warga yang terinfeksi untuk memutus rantai penularannya. "Justru angka positif yang banyak harus disyukuri kalau ketemu. Tapi kalau tidak ketemu ini berbahaya karena terus menularkan ke orang lain."
Anies melanjutkan pemerintah tidak akan mengurangi pelacakan dan pemeriksaan dengan tujuan menurunkan angka penularan wabah ini. Sebab, pemerintah bertugas bukan untuk menurunkan angka Covid-19 untuk memberikan rasa aman palsu.
"Yang ingin dilakukan pemerintah itu mengurangi wabah. Doakan kami bisa menuntaskan penularan wabah ini," ujarnya. "Angka positif disyukuri kalau ketahuan. Sedunia juga masih ada wabah."