TEMPO.CO, Jakarta - Pelajar dan mahasiswa menjadi pasien tertinggi yang terjangkit Covid-19 berdasarkan kategori wilayah di DKI Jakarta. Hal itu terlihat dari data evaluasi Dinas Kesehatan DKI per 12 Agustus 2020, yang diterima Tempo.
Pasien dengan status pelajar dan mahasiswa itu menembus angka lebih dari 200 orang di setiap kota administrasi DKI Jakarta. Adapun total kajian berdasarkan sampel data dari 4.089 pasien Covid-19 di Ibu Kota.
Distribusi pasien dengan status pekerjaan yang tinggi lainnya berdasarkan wilayah adalah warga yang berstatus tidak bekerja lalu disusul karyawan swasta, tenaga kesehatan, pedagang wiraswasta dan TNI/Polri/ASN.
Status pekerjaaan lainnya adalah ibu rumah tangga belum bekerja, karyawan BUMN, administrasi, cleaning service, PPSU, keagamaan, tukang ojek, sopir, purnawirawan atau pensiunan dan buruh.
Sedangkan distribusi pekerjaan pasien positif Covid-19 di DKI terbanyak ada orang yang berstatus belum/tidak bekerja 1.446 orang, pelajar dan mahasiswa (1.302), tenaga kesehatan (928), karyawan swasta (696), perdagangan (611), PNS (416), pekerja migran (354) anak buah kapal (184), dan lain-lain (92).
Distribusi pekerjaan lainnya adalah karyawan BUMN (84), wiraswasta (63), petugas kebersihan (48), TNI/Polri (43), karyawan BUMD (39), driver/ojek (31), pemuka agama (19), satuan pengamanan (16), buruh (14), pembantu rumah tangga (13), dosen/guru (12) dan narapidana (5). Data tersebut dihasilkan dari kajian terhadap 6.416 pasien Covid-19 di DKI.
Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, mengatakan pelajar dan mahasiswa memang menjadi kelompok yang paling rentang terhadap penularan virus. Sebabnya, mereka merupakan kelompok dengan mobilitas yang tinggi.
"Apalagi mereka sering berkumpul dan mengabaikan protokol kesehatan," ujarnya. "Kelompok ini berpotensi menularkan virus corona di lingkungan mereka. Apalagi kasus orang tanpa gejala di DKI hampir 60 persen."