TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisan Jakarta Utara Komisaris Besar Djarwoko mengatakan kasus peluru nyasar yang mengenai seorang petugas pengamanan, Jefri Haryanto Pardede masih diselidiki. Namun dari hasil pemeriksaan sementara, Jefri sempat menonton balapan liar sebelum sadar ada timah panas yang menembus badannya.
"Pada malam Sabtu, ngakunya nonton trek-trekan, kebut-kebutan, terus ada yang tawuran," ujar Djarwoko saat dihubungi, Selasa, 1 September 2020. Jefri berniat pulang karena tidak ingin ikut tawuran.
Seusai menonton balapan liar itu, Jefri mendadak merasakan sakit pada bagian perutnya. Setelah dicek, ternyata darah mengalir dari sumber rasa sakit itu. Perut petugas satuan pengaman itu terkena peluru ketika berada di Jalan Benyamin Sueb, Pademangan, Jakarta Utara pada pukul 03.45.
Jefri dilarikan ke Rumah Sakit Satya Negara, Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Jefri sempat kritis, tapi beruntung masih terselamatkan dan kesehatannya kembali stabil.
"Korban masih belum bisa kami wawancarai terlalu mendalam karena masih dalam pengobatan," kata Djarwoko.