Mantan Rektor Universitas Paramadina itu mengatakan sebanyak 1.347 orang telah wafat akibat Covid-19 di DKI Jakarta. Tingkat kematian karena Covid-19 di DKI berada angka 2,7 persen. Angka tersebut masih lebih rendah dari tingkat kematian nasional yang mencapai 4,1 persen. "Bahkan lebih rendah dari tingkat kematian global di angka 3,3 persen," ucapnya.
Kendati begitu, angka kematian saat ini terus bertambah dan disertai dengan peningkatan angka pemakaman dengan protap Covid-19. "Artinya, semakin banyak kasus probable meninggal yang harus dimakamkan dengan protap Covid sebelum sempat keluar hasil positif."
Selain itu, dari 4.053 tempat tidur isolasi yang tersedia khusus untuk pasien dengan gejala sedang, 77 persen di antaranya sudah terpakai. Jumlah 4.053 tempat tidur tersebut merupakan data aktual. Data sebelumnya terdapat 4.456 tempat tidur isolasi khusus Covid-19.
Pemerintah DKI memperkirakan tempat isolasi yang disiapkan tidak akan mampu menampung pasien Covid-19 per 17 September 2020. Saat ini Pemerintah DKI mempunyai 4.053 tempat tidur isolasi untuk pasien yang terpapar virus corona.
"Meskipun kapasitas ruang isolasi khusus Covid-19 ditingkatkan sebanyak 20 persen menjadi 4.807 tempat tidur, maka seluruh tempat tidur itu akan penuh sekitar tanggal 6 Oktober 2020," kata Anies.
Selain itu, kondisi kapasitas maksimal ruang ICU khusus Covid-19 di DKI lebih kritis lagi. Saat ini DKI mempunyai sebanyak 528 tempat tidur di ruang ICU. Kamar perawatan intensif itu telah terisi 8 persen dan diperkirakan akan penuh pada 15 September dengan tingkat penularan wabah seperti sekarang.
Dalam beberapa hari ini, penularan pagebluk corona mencapai lebih dari 1.000 orang per hari. Rasio positif juga telah mencapai 14 persen beberapa hari lalu. Pemprov DKI, kata Anies, sedang berusaha menaikkan kapasitas ICU mencapai 636 tempat tidur.
"Namun, tanpa usaha pembatasan lebih ketat, maka ICU khusus Covid-19 Jakarta sesudah dinaikkan kapasitasnya pun bisa penuh pada tanggal 25 September," ujarnya.