TEMPO.CO, Jakarta - Kabar bakal datangnya banjir di kawasan bantaran Sungai Ciliwung setelah Bendung Katulampa dinyatakan siaga 1 membuat warga Jakarta yang tinggal di pinggiran sungai was-was.
Mai, warga RT 11 RW 04 Kelurahan Manggarai, Jakarta Selatan mengisahkan, ia mulai cemas dan waspada mengantisipasi jika sewaktu-waktu datang banjir kiriman dari Bogor.
Mai mengaku terjaga semalaman karena takut banjir kiriman datang dan merendam rumahnya saat ia dan semua anak-anaknya masih tertidur.
“Semalaman saya gak bisa tidur. Saya cek terus airnya naik apa enggak,” ujarnya kepada Tempo di bantaran Kali Ciliwung, Manggarai, Jakarta Selatan, Selasa, 22 September 2020.
Hal serupa disampaikan Sutarmo, warga RT 10 yang juga khawatir banjir kiriman datang saat pagi buta.
Sebab, kata Sutarmo, meskipun dini hari tadi rumahnya tak sampai terendam, rasa khawatir itu selalu ada, apalagi sejak Januari tahun ini saja rumah yang ia tinggali sudah lima kali terendam banjir.
Oleh karena itu, dengan bantuan informasi dan tenaga dari tetangga dan rekan-rekannya sesama ojek online, kini Sutarmo semakin waspada dan siap untuk mengambil langkah cepat.
“Saya dapat info dari grup ojol. Jadi kita lihat, kalau arus air kali deras, kami langsung gerak. Barang-barang langsung kami gotong sama tetangga juga, dibawa ke atas atau ke rumah yang aman,” ujarnya.
Warga RT 11 lainnya, Satimah, berkisah ia sudah mengemas barang-barang di rumahnya. Rencananya, sebagian barang-barang itu akan ia titipkan ke rumah warga yang aman dari banjir jika sewaktu-waktu permukaan air Kali Ciliwung naik dan berpotensi banjir.
“Barang-barang ini sudah saya buntelin semua. Jadi kalau air naik kita langsung bawa ke tempat orang yang rumahnya gak banjir,” kata Satimah
Senin petang, 21 September 2020 lalu, Bendung Katulampa sempat berstatus siaga satu dengan ketinggian air 240 sentimeter. Namun, ketinggian air berangsur menurun hingga menjadi 80 sentimeter pada pukul 21.15 WIB dengan status siaga empat.
ACHMAD HAMUDI ASSEGAF