TEMPO.CO, Jakarta -Seorang demonstran tolak UU Cipta Kerja yang mengaku bernama Eva mendadak lari mendatangi anggota TNI yang tengah menjaga gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat. Ia berlari dari seberang gedung Dewan, di Jalan Gatot Subroto.
"Abang saya kerja buruh, diberhentikan sudah lama. Saya percaya kepada bapak, bapak bisa bantu semuanya," kata Eva sembari menangis ke kepada anggota TNI tersebut, Kamis sore, 8 Oktober 2020.
Pada kesempatan itu, Eva juga menyerahkan bendera merah putih kepada anggota TNI.
Aksi Eva memicu reaksi dari polisi yang berjaga di sekitar gedung Dewan. Polisi meminta Eva kembali ke kawan-kawannya yang ada di seberang jalan.
Baca juga : Demo Tolak Omnibus Law Tak Kondusif, 7 Stasiun MRT Jakarta Ditutup
"Saya Eva, saya mewakili Pergudangan Bandara Mas (di Banten)," kata dia saat ditanya namanya.
Di seberang jalan gedung Dewan, massa demo Omnibus Law lain yang turut datang bersama Eva berkumpul. Mereka datang mengendarai sebuah truk dan delapan mikrolet. Tiga orang lainnya dari truk berlari untuk menjemput Eva.
Eva sempat bersujud ke kaki salah satu polisi. Karena aksinya itu, polisi lain mendatanginya. Eva kemudian bergesas menjauh bersama tiga rekannya. Mereka kembali ke seberang Gedung DPR RI.
Pada hari ini, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar unjuk rasa untuk menolak Undang-Undang Cipta Kerja di Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Demonstran akan mendesak Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu).
Senin lalu, DPR RI telah mengesahkan UU Cipta Kerja melalui rapat paripurna. Dalam rapat, tujuh fraksi menyatakan setuju, dan dua fraksi menolak undang-undang tersebut. Fraksi yang menolak adalah Fraksi Partai Keadilan Sejahtera dan Fraksi Demokrat.