TEMPO.CO, Jakarta -Warga RW2 Kelurahan Ciganjur telah mengingatkan perumahan Melati Residence untuk memperbaiki dinding turap yang rusak di atas saluran penghubung atau PHB Kali Setu, sebelum terjadi longsor pada Sabtu, 10 Oktober 2020.
"Dua bulan lalu pernah ditegur sama ketua lingkungan dan warga sini agar pengembang memperbaiki tebing yang retak," kata Yuzak Alfathan, 24 tahun, korban banjir di Ciganjur imbas longsor Melati Residence di lokasi pengungsian, Minggu, 11 Oktober 2020. "Tapi tidak diperbaiki."
Baca juga : Kali Setu Meluap Picu Longsor dan Banjir di Ciganjur, Satu Warga Meninggal
Ia mengatakan perkampungan di bawah perumahan Melati Residence sebelumnya juga pernah banjir karena sebab yang sama.
Sekitar 10 tahun lalu, tebing di sisi lain perumahan longsor hingga menutup saluran PHB Kali Situ yang berbatasan langsung dengan perumahan.
"Karena kali tertutup longsor jadi air meluap ke rumah warga. Kalau kali tidak tertutup longsor, perkampungan di tempat kami tidak pernah banjir."
Imbas longsor perumahan tersebut satu orang warga meninggal dan sedikitnya 300 rumah terendam banjir dengan ketinggian bervariasi hingga mencapai 1 meter. "Longsor ini sudah diprediksi sebelumnya makanya warga menegur pengembang perumahan."
Kepala Polsek Jagakarsa Eko Mulyadi mengatakan di sekitar lokasi banjir telah didirikan tiga lokasi pengungsian. Jumlah pengungsi di lokasi tersebut mencapai 271 orang. "Petugas kami juga masih membantu mengevakuasi barang-barang milik warga," ujarnya.
Selain itu, sebanyak 25 personel kepolisian disiapkan untuk mengawasi lokasi banjir di Ciganjur untuk mencegah terjadinya pencurian di rumah yang ditinggalkan warga karena mengungsi. "Kami akan awasi 24 jam secara bergantian. Personel TNI juga dilibatkan untuk membantu warga."
Lihat juga: Akibat Longsor di Ciganjur, Rumah Ini Terlihat Menggantung