TEMPO.CO, Jakarta - Polda Metro Jaya bekerja sama dengan Kodam Jaya menyiapkan simulasi pengamanan terkait aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di Ibu kota.
"TNI dan Polri selama ini sudah melakukan kegiatan tactical wall game serta tadi malam kami sudah gladi bersih untuk menghadapi masalah keamanan," kata Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Nana Sudjana dalam apel pengamanan di Monas, Jakarta Pusat, Senin, 12 Oktober 2020.
Nana menjelaskan simulasi pengamanan tersebut disiapkan untuk mencegah terulangnya aksi unjuk rasa yang disusupi perusuh yang berujung dengan anarkistis.
"Ini dalam rangka memberikan kenyamanan kepada masyarakat khususnya terkait dengan beberapa waktu yang lalu, pada tanggal 8 Oktober kemarin yaitu pelaksanaan aksi dari beberapa komponen masyarakat yang kemudian mengarah kepada anarkisme," kata dia.
Tidak hanya persiapan pengamanan selama berlangsungnya unjuk rasa, TNI-Polri juga menggelar patroli gabungan sebagai langkah preventif.
"Kami melakukan patroli bersama dalam rangka menunjukkan ke masyarakat dalam kondisi apapun TNI-Polri siap menjalankan tugas untuk pengamanan," ucapnya.
Ia menyebut, dari penyelidikan sementara saat aksi kericuhan, pihaknya sudah menangkap 1.192 orang.
Dari hasil pemeriksaan, sebagian dilepas khususnya untuk pelajar dengan dijemput orang tua.
"Pelaku yang ada barang bukti dari pendalaman kemarin ada 135, kemudian mengerucut menjadi 43 orang yang kami jadikan tersangka," jelas Nana.
Dalam apel kesiapan pengamanan tersebut Irjen Nana didampingi oleh Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman.
Mayjen Dudung mengungkapkan kesiapan TNI dalam mendukung kepolisian dalam menjalankan tugas menjaga keamanan Ibu Kota.
"TNI siap membantu kepolisian dalam rangka mengantisipasi, kemudian di dalam rangka mempersiapkan kegiatan yaitu menghadapi kemungkinan adanya huru-hara," kata dia.