TEMPO.CO, Jakarta - Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Nana Sudjana menduga alasan terpidana mati kasus narkoba Cai Changpan gantung diri karena merasa terdesak oleh polisi yang mengejarnya. Nana menjelaskan, polisi menerjunkan 291 personel dan menyisir tiap lokasi di hutan Tenjo, sehingga membuat Cai Changpan kehabisan tempat bersembunyi.
"Mungkin di dalam pikirannya dia ingin ambil jalan pintas untuk bunuh diri di hutan Jasinga," ujar Nana di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin, 19 Oktober 2020.
Nana mengatakan pihaknya serius mencari Cai Changpan hingga melibatkan Brimob dan anjing pelacak dari unit K9. Hal ini diduga membuat Cai Changpan kehabisan akal dan memutuskan gantung diri.
Polisi sebelumnya menemukan Cai Changpan gantung diri di sebuah pabrik pembakaran ban di dalam Hutan Jasinga, Bogor, Jawa Barat pada Sabtu lalu pukul 10.30. Dari hasil pemeriksaan sementara, Cai Changpan ternyata kerap menjadikan pabrik itu tempat untuk menginap dan satpam sudah mengetahuinya. Namun, pria asal Cina itu kerap memaksa sang satpam tutup mulut.
"Dia (satpam) juga sempat diancam (Cai Changpan), gak boleh lapor ke siapa-siapa. Ini yang kemudian dilaporkan ke tim," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus.
Setelah mendapat laporan, tim kepolisian kemudian bergerak menuju pabrik yang dimaksud di dalam Hutan Jasinga. Namun saat digrebek, polisi menemukan Cai Changpan sudah dalam keadaan tewas gantung diri.
Cai Changpan sebelumnya melarikan diri dari Lapas Kelas 1 Tangerang pada Senin, 14 September 2020 dini hari pukul 02.30. Ia kabur melalui sebuah lubang yang digalinya menggunakan sekop kecil, obeng, dan pahat selama delapan bulan. Lubang sepanjang 30 meter dengan kedalaman 2 meter itu tembus ke gorong-gorong luar Lapas.