TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengapresiasi ketaatan masyarakat menerapkan protokol kesehatan selama libur panjang Hari Raya Imlek. Menurut Riza, meski tetap ada yang bepergian ke luar kota saat libur panjang akhir pekan lalu, jumlahnya tak sebanyak beberapa kali libur panjang sebelumnya.
“Atas dasar itu mudah-mudahan saya berharap liburan Imlek ini tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan (kasus Covid-19),” kata Riza Patria di Balai Kota pada Senin, 15 Februari 2021.
Baca: Penumpang KRL Naik 5 Persen Usai Libur Panjang Imlek 2021
Riza juga mengapresiasi kebijakan ganjil genap di akhir pekan yang diterapkan oleh Wali Kota Bogor Bima Arya. Menurut Riza, kebijakan itu membantu membatasi agar warga tidak keluar dan masuk ke Kota Bogor.
Gubernur Anies Baswedan dan Riza Patria berkali-kali meminta warga agar tak bepergian saat libur panjang Hari Raya Imlek akhir pekan lalu. Alasannya, selalu terjadi lonjakan kasus Covid-19 pascalibur panjang lantaran tak sedikit warga yang bepergian ke luar kota.
Anies pernah mengatakan efek lonjakan kasus dari libur panjang akan terasa 1-2 pekan setelahnya. Ia juga mengatakan perjalanan berjam-jam di dalam kendaraan meningkatkan potensi penularan Covid-19 dalam lingkup keluarga.
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya telah dua pekan menerapkan sistem ganjil genap, yaitu pada Sabtu dan Ahad, 6-7 Februri lalu, serta pada Jumat, Sabtu, dan Minggu 12-14 Februari. Bima mengatakan dampaknya signifikan, kendaraan yang masuk ke Bogor pada akhir pekan turun hingga 21 persen.
Penurunan mobilitas warga, kata Bima, berdampak pada penurunan jumlah kasus Covid-19 di kota Bogor. Berdasarkan data harian Covid-19 Dinas Kesehatan Kota Bogor, kasus Covid-19 tertinggi terjadi pada Jumat 5 Februari lalu, yakni 187 kasus.
Dengan Ganjil Genap Bogor di akhir pekan seperti pada libur Imlek itu, kata dia, kasus Covid-19 berangsur-angsur turun. "Saya melihat angkanya terus menurun dari pekan lalu. Kami masih mempelajari, Senin hingga beberapa hari ke depan. Tetapi trennya sudah terlihat, ada indikasi kuat menurun," kata Bima Arya.
ADAM PRIREZA | TEMPO.CO