TEMPO.CO, Jakarta - Bentrok antara anggota ormas Pemuda Pancasila dengan warga Pancoran Buntu II mengakibatkan korban luka sebanyak 22 orang. Para korban luka akibat terkena lempar batu dan gas air mata hingga ada yang harus dirawat ke rumah sakit.
"Korban luka ringan 15 orang dan luka berat 7 orang." Demikian siaran pers BEM UI yang Tempo dapatkan pada, Kamis, 18 Maret 2021. Seorang warga dengan luka berat masih dirawat di Rumah Sakit Tebet.
Baca: Bentrok Pemuda Pancasila - Warga Pancoran, Polisi Siaga
Siaran pers itu menyebutkan bahwa mahasiswa turut dalam barisan warga yang tanahnya berusaha digusur. Bentrok ini akibat penggusuran PT Pertamina kepada warga yang menempati lahan penggusuran warga Pancoran Dalam II.
BEM UI menuding pihak kepolisian ikut melakukan tindakan represif ke warga dengan menembakan gas air mata ke pemukiman warga yang menolak digusur.
Posko medis yang menangani banyak korban dengan peralatan medis yang minim, tiba-tiba ditembaki gas air mata dari dua arah. “Sehingga posko medis terkepung dan harus menutup akses masuknya."
Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Pancoran Iptu Supardi membantah. Polisi berada di sana hanya untuk melerai bentrokan itu.
Supardi menjelaskan bahwa ormas PP yang terlibat dalam bentrok itu bukan dari wilayah Pancoran. "Di sini enggak ada ormas, jadi pasti bukan dari sini."
Bentrok antara Pemuda Pancasila dan masyarakat ini terjadi pada Rabu sore kemarin dan berlanjut ke malam hari. Dalam video yang tersebar, kedua kubu saling serang dengan batu, kayu, dan petasan.
Akibat bentrok Pemuda Pancasila dengan warga Pancoran itu, Jalan Raya Pasar Minggu menuju ke Kalibata dari Tebet dan sebaliknya sempat tertutup dan bisa dilalui hingga mengakibatkan kemacetan.