TEMPO.CO, Jakarta -Kuasa Hukum eks Pimpinan FPI Rizieq Shihab, Munarman, menduga banyaknya tuduhan dan isu terorisme yang menyasar FPI akhir-akhir ini tak lepas dari persidangan kliennya di Pengadilan Negeri atau PN Jakarta Timur.
Berita isu terorisme ke FPI itu menjadi berita terkini Metro selain uji coba sekola tatap muka.
1. Munarman Soal Tudingan Isu Terorisme.
Munarman menjelaskan pembacaan nota keberatan atas dakwaan atau eksepsi yang dibacakan Rizieq telah membuat gerah beberapa pihak.
Munarman pun menyarankan kepada pihak-pihak yang tersinggung atas eksepsi Rizieq untuk menyampaikannya langsung, bukan dengan menyasar isu terorisme kepada kliennya dan FPI.
"Kalau marah dengan eksepsi HRS (Rizieq Shihab) kemarin, bilang saja. Itu kan hak dia di Pengadilan. Jadi ngomong saja, tidak ada hal yang tidak bisa diselesaikan," ujar Munarman kepada Tempo, Rabu, 7 April 2021.
Munarman mengatakan FPI saat ini sudah dibubarkan. Sehingga usaha mengait-ngaitkan organisasi itu dengan kelompok teroris dirasa Munarman percuma.
Baca juga : Pengamat Menilai Kontranarasi Pemerintah Soal Terorisme Tidak Efektif
"Saya punya solusi, kita diskusi secara terhormat, jangan main kasar, jangan main kayu, saya sudah paham," ujar Munarman.
Beberapa usaha mengaitkan FPI dengan terorisme, seperti penemuan paket misterius di Depok dengan tulisan "FPI Munarman". Tim Gegana Mabes Polri yang diterjunkan untuk meneliti barang tersebut mengonfirmasi paket itu adalah kaleng berisi magasin laras panjang dan beberapa butir peluru.
Selain itu dalam penangkapan terduga teroris berinisal HH di Condet, polisi menemukan berbagai macam atribut FPI. Salah satunya adalah buku l berjudul "FPI Amar Ma'ruf Nahi Munkar".
Selain itu, selembar baju bewarna hijau dan putih dengan tulisan Laskar Pembela Islam juga turut dihadirkan. Terakhir, Tempo juga melihat dua buah kartu tanda identitas keikutsertaan di organisasi FPI dengan nama pemilik Husein Hasny. Beberapa keping VCD hingga poster eks Pimpinan FPI Rizieq Shihab juga disita sebagai barang bukti oleh polisi.
2. Peran Orang Tua Dinilai Krusial Suksesnya Uji Coba Sekolah Tatap Muka DKI
Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Timur, Putoyo menilai bahwa peran orang tua siswa sangat penting dalam mensukseskan kegiatan uji coba belajar tatap muka di sekolah yang dimulai pada 7 April 2021.
"Jadi orangtua kita jaga bersama kalau di keluarga ada sakit ya tidak usah masuk," kata Putoyo saat ditemui usai meninjau pelaksanaan uji coba belajar tatap muka di SDN Cipinang Melayu 8, Jakarta, Rabu, 7 April 2021.
Putoyo melihat protokol kesehatan yang diterapkan dalam uji coba di sekolah sudah sangat baik melalui penyediaan fasilitas seperti wastafel, pencuci tangan, masker, hingga pengecekan suhu.
"Di sini juga ada protokol kesehatan begitu didapatkan yang temperaturnya di atas kita laksanakan isolasi dan koordinasi dengan Puskesmas untuk pengecekan," ujar Putoyo.
Dia mengatakan bahwa di Jakarta Timur wilayah II terdapat 16 sekolah yang ikut uji coba belajar tatap muka. Rinciannya adalah delapan SD, satu SMP, satu SMA dan enam SMK.
"Uji coba tanggal 7 - 21 April. Ini akan kita evaluasi dan hasil itu akan menentukan di tanggal ke depan," katanya.
Dinas Pendidikan DKI Jakarta telah menetapkan 85 sekolah memenuhi kriteria uji coba sekolah tatap muka.
Untuk wilayah Jakarta Timur tercatat total ada 25 sekolah yang mengikuti uji coba belajar tatap muka.
Sekolah tersebut adalah SDN Tengah 07, SDN Baru 08, SDN Cipinang Melayu 08, SDN Penggilingan 05, SDN Pondok Kelapa 05, SDN Jati 01, SDN Bambu Apus 01, SD Panca Bhakti, SDN Pulogadung 07.
Selanjutnya ada SDN Tengah 06, SDN Ciracas 07, SDN Kelapa Dua Wetan 02, SMPN 217 Jakarta, SMP ST. Fransiskus II Jakarta, SMPN 236, SMA Cikal Amri, SMA Diponegoro 1, SMKS Islam PB Soedirman 2 Jakarta, SMKS Budi Warman 2 Jakarta.
Serta SMKS Malaka Jakarta, SMKN 51 Jakarta, SMKN 22 Jakarta, SMKN 66 Jakarta, SMKS Insan Mulia Informatika dan MIS At Taqwa Pedurenan.
Demikian sekolah tatap muka dan pernyataa Munarman tanggapi tuduhan terorisme ke FPI.
JULNIS FIRMANSYAH | ANTARA