TEMPO.CO, Jakarta - Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta mengkritik kontrak penyelenggaraan Formula E selama lima tahun berturut-turut di Ibu Kota.
Sebab, Wakil Ketua Fraksi PSI Justin Adrian mengatakan, perhelatan Formula E di negara lain justru merugikan.
"Faktanya banyak negara yang cabut kontrak sebelum lima tahun karena merugi," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 8 September 2021.
Justin mencontohkan Formula E di Montreal, Kanada yang tak memberi untung. Sebab, pemerintah kota Montreal tak mau menghabiskan uang untuk Formula E. Menurut dia, UMKM lokal yang terlibat juga mengaku rugi lantaran jumlah penonton di bawah prediksi.
"Permasalahan ini juga dialami Jakarta dan ingat ini kondisi sebelum Pandemi Covid-19 jadi sulit membayangkan Formula E dapat dijalankan 5 kali berturut-turut," jelas dia.
Contoh lainnya adalah Formula E di Miami, Amerika Serikat. Pemerintah setempat mengakhiri Formula E yang rencananya digelar 2015, karena protes jalur lintasan yang berada di daerah konservasi lahan basah.
Kemudian Formula E di Moscow, Rusia yang seharusnya diselenggarakan 2016 batal lantaran masalah penutupan jalan.
"Belajar dari negara lain, kita bisa lihat Formula E itu proyek rugi," ucap Justin.
Untuk itu, PSI menagih lagi revisi studi kelayakan Formula E. Menurut Justin, pengajuan hak interpelasi adalah satu-satunya jalan formal untuk mengungkap untung-rugi Formula E bagi Ibu Kota.
Baca juga : Bayar Commitment Fee Formula E Rp 2,3 Triliun, PSI: Cuma di Jakarta