TEMPO.CO, Jakarta -Sebuah video viral di media sosial yang mengomentari pembangunan sumur resapan di atas trotoar jalan. Si pembuat video mengaku bingung bagaimana air bisa masuk ke sumur resapan yang berada di trotoar.
Padahal, sumur resapan berada di trotoar jalan, yang notabene letaknya lebih tinggi dari jalan. Lalu, disinilah suara di dalam video menunjukkan kebingungannya, bagaimana caranya air hujan bisa masuk ke dalam sumur resapan?
Karena itulah ia menyebut sumur resapan sebagai proyek bodoh Pemprov DKI Jakarta.
Dinas Sumber Daya Air atau Dinas SDA DKI Jakarta memberi penjelasan singkat disertai video tentang cara air hujan masuk ke dalam sumur resapan yang ada di trotoar.
1) air akan masuk melalui tali-tali air ke bak kontrol yang kotak,
2) air akan disaring sebelum masuk ke SR (bulat). Contoh ini SR Gandaria City.
Air masuk melalui tali air yang menuju bak kontrol untuk disaring kotorannya, lalu masuk kedalam drainase vertikal buis beton untuk infiltrasi ke dalam tanah.
Dinas Sumber Daya Air telah melakukan berbagai upaya salah satu bentuknya adalah membuat drainase vertikal.
Drainase vertikal di trotoar bertujuan untuk mengurangi genangan yang terjadi di jalan, sehingga genangan air yang terjadi dapat lebih cepat surut.
Menurut Dinas SDA DKI, drainase vertikal berfungsi meresapkan air hujan ke dalam tanah, sehingga dapat mencegah air hujan terus mengalir dan melimpah ke sungai yang bisa menyebabkan banjir.
Selain mencegah banjir pada musim hujan, sumur resapan juga menjadi cadangan air pada musim kemarau.
Pembuatan drainase vertikal berupa sumur resapan merupakan salah satu sarana konservasi air tanah melalui peresapan air ke dalam tanah. Cara ini meningkatkan volume air tanah sehingga bisa mengurangi land subsidence, yaitu akibat pengambilan air tanah yang masif.
IQBAL MUHTAROM
Baca juga: Viral Sumur Resapan di Atas Trotoar Dikritik Netizen, Ini Penjelasan Wagub DKI