TEMPO.CO, Jakarta - Anggota organisasi kemasyarakatan Forum Betawi Rempug (FBR) dan Pemuda Pancasila (PP) diduga kembali terlibat bentrokan. Terbaru pertikaian antarkelompok ini terjadi di Ciledug, Tangerang, malam tadi.
Arief Hidayat, 31 tahun, warga Ciledug, mengatakan keberadaan FBR dan Pemuda Pancasila mungkin hanya memberi manfaat bagi anggotanya tetapi tidak untuk masyarakat luas. “Subjektif aja dari gue, belom ada kegiatan bagus yang digelar mereka. Beritanya malah bentrok melulu,” katanya pada Tempo, Sabtu, 20 November 2021..
Ali, 33 tahun, warga Betawi asal Kampung Pedati, Kampung Melayu, Jakarta Timur menyayangkan dua organisasi tersebut kerap bentrok. Menurut dia, keributan antara FBR dan PP justru mencoreng suku Betawi dan ideologi Pancasila. “Bikin malu Betawi dan Pancasila,” katanya.
Hal senada diutarakan pula oleh, Rahmat Hakim, warga Jagakarsa. “Kelakuannya jauh dari nilai-nilai Pancasila dan Betawi,” ucap karyawan swasta ini.
Nabilla, pendatang dari Bandung yang tinggal di Jakarta, menyayangkan berbagai keributan yang terjadi justru dilakukan oleh anggota ormas yang mengatasnamakan agama, suku, atau ideologi bangsa. Ia mendesak pemerintah untuk berani menertibkannya. “Jika tidak memungkinkan untuk dibubarkan, setidaknya izin aktivitasnya dibatasi,” ucap dia.
Sementara itu, Ulfa Fadillah, warga Betawi dari Bekasi, percaya jika FBR dan Pemuda Pancasila dibangun dengan tujuan yang mulia. “Pasti ada sisi baik dan positif dari kedua ormas tersebut, tapi sayangnya lebih banyak citra negatifnya dari pada positifnya,” tuturnya.
Adapun Raiy, warga Ciracas, mengatakan perbedaan prinsip dan pandangan antara dua ormas hal yang wajar. Namun ia meminta perbedaan ini tidak perlu sampai terjadi keributan apalagi sampai menganggu ketertiban masyarakat.
“Perlu untuk sering berdiskusi dan mencari akar dari sumber keributan selama ini sih, supaya mereka (FBR dan Pemuda Pancasila) bisa bersatu dan jadi ormas yang kuat, bersinergi dan berkontribusi bagi kepentingan masyarakat.
Baca juga: