TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog Dicky Budiman memperkirakan gelombang ketiga Covid-19 yang diprediksi akan melanda Indonesia pada awal Februari nanti tidak akan sebesar gelombang kedua. Dampak gelombang ketiga kemungkinan hanya akan menyebabkan setengah dari total kasus Covid-19 yang disebabkan varian Delta Usai libur Lebaran tahun lalu.
“Tetapi bicara kasus ini berarti kemampuan deteksi pemerintah, kalau kasus infeksinya jauh lebih banyak. Karena 90 persen gejala Omicron ini ringan, sedang atau tidak bergejala, sehingga mayoritas tidak terdeteksi. Yang harus disiapkan tentu sistem rujukan dan pelayanan kesehatan,” ujar Dicky Budiman kepada Tempo, Rabu, 12 Januari 2022.
Peneliti Global Health Security Griffith Australia itu mengatakan potensi gelombang ketiga itu nyata bahkan jika varian Omicron ini belum ada, seperti yang ia prediksi September lalu.
“Meskipun jika Omicron belum ada, potensi gelombang ketiga ini ada sebab varian Delta pun belum selesai. Ini sulit dihindari karena orang yang sudah divaksin pun bisa terinfeksi Omicron. Apalagi re-infeksi varian Omicron ini tiga kali lipat daripada varian sebelumnya,” papar Dicky.
Adapun gejala ringan varian Omicron disebabkan orang yang memiliki imunitas lebih banyak dibandingkan ketika terpaan varian Delta.
Alasan Omicron menjadi variant of concern...