TEMPO.CO, Jakarta - Polda Metro Jaya menduga pelaku mutilasi di kos-kosan Tambun, Bekasi tidak hanya seorang. Sebab, polisi mendapati beberapa orang, yang salah satunya adalah seorang wanita di dalam mobil, yang mencoba meninggalkan lokasi kejadian.
"Pada saat kami keluar dari kos-kosan, ada mobil yang datang tapi kabur, langsung kami kejar," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Komisaris Besar Hengki Haryadi saat ditemui di Polda Metro Jaya, Sabtu, 31 Desember 2022.
Namun, Hengki tidak merinci jumlah yang diduga pelaku mutilasi tersebut. Selain itu, ia menyatakan belum menandatangi surat penetapan tersangka dan akan melakukan rilis di awal 2023.
"Ini masih dalam pemeriksaan nanti setelah ini kami akan cek. Saya belum tanda tangan penetapan tersangka karena kita harus benar-benar berdasarkan alat bukti," ujarnya.
Berawal dari Laporan Orang Hilang
Menurut Hengki, kronologi penemuan jasad mutilasi di kos-kosan, Tambun, Bekasi berawal dari laporan orang hilang dari masyarakat.
"Awalnya mendapatkan laporan dari masyarakat tentang ada seorang laki-laki yang hilang. Kami menurunkan tim Resmob untuk menyelidiki keberadaan pria ini. Kita temukan informasi yang bersangkutan ada di kos kosaan di Tambun, Bekasi," kata Hengki.
Dia mengatakan dalam meindaklanjuti laporan orang hilang itu, pihaknya menemukan jasad mutilasi. Saat melakukan pengecekan bersama pemilik kos, pada saat itu pula polisi menemukan jasad mutilasi berjenis klamin perempuan.
"Saat kita cari di lokasi, kita mengajak pemilik kos ke dalam. Ternyata di dalam kita menemukan sangat mengejutkan buat kami tim penyelidik. Ada jenazah dalam dua kontainer," ujarnya.
Namun demikian, pihaknya masih melakukan penyelidikan lanjutan dan tidak ingin gegabah menentukan identitas korban dan pelaku "Artinya kita tidak boleh gegabah bahwa korbannya pasti si A berdasarkan alat bukti yang ketemu di kos-kosan, ketemu identitas yang diduga korban," kata dia.
Polisi Gunakan Cara Sama Seperti Kasus Kematian Misterius di Kalideres
Ia mengakatan pihaknya berkerja sama dengan laboratorium dan kedokteran forensik dalam upaya menemukan identitas korban mutilasi. Keterlibatan tersebut, dilakukan untuk menentukan DNA korban. "Apakah benar jenazah yang ada di dua kontainer ini cocok dengan identitas yang ada di TKP seorang wanita," ujarnya.
Saat ini, pihaknya juga masih menunggu hasil dari laboratorium dan kedokteran forensik. Selain itu, Hengki mengayakan kasus ini serupa dengan kasus kematian satu keluarga di Kalideres, dalam konteks tingkat kesulitan mengungkap kasus.
"Sekarang kita sedang menunggu hasil. Ini sama halnya seperti kasus Kalideres, kita kedepankan sciencetifik crime identification," kata dia.
Dia mengatakan bahwa dalam menangani kasus mutilasi ini tidak boleh terpaku dengan pengakuan teduga pelaku dan harus bener-benar berdasarkan alat bukti. Oleh karena itu, pihaknya masih melakukan pendalaman. "Sehingga nanti kita bisa tentukan apa motifnya, siapa tersangka, siapa korbannya. Apakah hanya ini korbannya dan sebagainya," ucapnya.
Sebelumnya, Warga Kampung Buaran, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi digegerkan dengan penemuan potongan tubuh manusia korban mutilasi di sebuah kamar kontrakan pada Kamis, 29 Desember 2022. Potongan tubuh manusia berjenis perempuan itu dimasukan di dalam boks kontainer kamar mandi. "Dibungkus dalam plastik hitam dilakban rapih," kata saksi bernama Dian Ardiansyah, Jumat, 30 Desember 2022.
Dian menjelaskan penemuan mayat tersebut berawal saat polisi mendatangi area sekitar kontrakan itu pada Kamis malam. Kedatangan polisi itu untuk mencari orang hilang bernama Ecky yang dilaporkan keluarganya ke Polsek Bantargebang, Kota Bekasi pada 23 Desember lalu.
MUTIA YUANTISYA
Baca juga: Jasad Mutilasi di Bekasi Dipotong Menggunakan Gergaji Listrik, Polisi: Tulangnya Bergerigi