TEMPO.CO, Depok - Komisioner KPU Depok Kholil Pasaribu mengatakan petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) mengalami berbagai peristiwa saat pelaksanaan Pencocokan dan Penelitian (coklit) daftar pemilih Pemilu 2024. Sejumlah peristiwa tak terduga yang dialami petugas Pantarlih Kota Depok itu, misalnya, rumah terbakar, kecelakaan tunggal, diusir warga hingga digigit anjing.
Kholil mengungkapkan berdasarkan Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) di Kota Depok ada 1.401.836 pemilih untuk Pemilu 2024 yang harus mengikuti coklit mulai 12 Februari hingga 14 Maret 2023.
"Kendala relatif tidak ada, tetapi ada Pantarlih kita yang digigit anjing, kecelakaan motor tunggal, dan ada yang rumahnya terkena musibah kebakaran. Semua terjadi saat Pantarlih sedang bekerja," kata Kholil, Senin 27 Februari 2023.
Kadiv Perencanaan Data dan Informasi KPU Depok ini mengimbau agar para petugas partarlih mengenakan atribut lengkap yang menjelaskan identitasnya untuk menghindari kecurigaan warga saat melaksanakan coklit.
"Tentu dengan mengedepankan sikap kesopanan dan menjelaskan tujuan kedatangan yang baik ke calon pemilih. Senyum, salam dan sapa. Kita khawatir warga salah paham terhadap kehadiran Pantarlih. Soalnya pernah ada kejadian, dikira penagih pinjol," kata Kholil.
Para petugas diminta berkoordinasi dengan RW dan RT setempat setiap hari, agar perangkat kelurahan terinformasikan secara aktif. Seluruh perangkat kecamatan dan kelurahan, RW dan RT seyogyanya juga aktif menginformasikan kedatangan Pantarlih ke rumah-rumah warga.
"Kalau boleh, bukan hanya sekali, tetapi setiap hari. Setidaknya melalui group WhatsApp, agar menghindari kesalahpahaman warga. Ini sekaligus bentuk dukungan sosialisasi pemilu kepada warga masing-masing," tutur Kholil.
Warga yang dikunjungi petugas Pantarlih diimbau menerima dengan baik dan menyampaikan data yang sebenarnya atau termutakhir. Kholil mengingatkan mereka mengerjakan tugas yang diembankan negara untuk kepentingan masa depan bangsa.
"Pantarlih membawa nama kelembagaan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia, bukan nama Pantarlih pribadi," kata Kholil.
Seorang petugas Pantarlih yang bertugas di Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, mengaku diusir warga saat hendak melakukan Coklit. "Pernah diusir suruh pergi. Kan kita datang baik-baik pakai atribut Pantarlih. Malah kita diusir," ujarnya.
Petugas Pantarlih yang enggan disebut namanya itu mengatakan dia akan tetap melakukan coklit untuk pencocokan data warga jelang Pemilu 2024. "Namanya tugas, di lapangan kita yang merasakan peristiwanya. Kami harap warga Depok paham dan mengerti sekarang ini sedang coklit data untuk Pemilu 2024," ucapnya.
RICKY JULIANSYAH
Pilihan Editor: 5.558 Pantarlih Depok akan Sambangi Warga Door to Door, Sasar Para Tokoh dan Publik Figur