TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji mengungkapkan ada tiga cara yang bisa dilakukan untuk menekan polusi udara Jakarta.
Menurut Isnawa, tiga metode tersebut berdasarkan hasil rapat gabungan yang digelar bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Rapat tersebut membahas tentang cara meredam polusi udara di Ibu Kota.
Pertama, teknologi modifikasi cuaca (TMC) Konvensional. TMC Konvensional itu bisa dilakukan tidak hanya di atas wilayah DKI Jakarta saja, tetapi di atas wilayah kota-kota di sekitar Jakarta atau Jabodetabek.
Udara wilayah penyangga Jakarta seperti Bekasi, Kepulauan Seribu atau Tangerang dinilai bisa melindungi Jakarta dari polusi udara.
Kedua, yakni metode dry ice. Cara ini sebelumnya pernah dilakukan di Thailand. Namun metode ini jarang dilakukan.
Namun menurut Isnawa, cara ini tidak mungkin dilakukan di Jakarta. Metode ini pernah dilakukan di Thailand tapi jarang dilakukan. "Itu seperti menyebarkan batu-batu es," kata Isnawa.
Ketiga, yakni melakukan spraying atau penyemprotan. Cara ini pernah diterapkan di Beijing. Metode ini dilakukan dengan pesawat kecil, drone atau dari atas gedung-gedung tinggi di Jakarta.
"Tapi ini belum. Mungkin nanti mau kita usulkan, mungkin bangunan-bangunan tinggi boleh juga tuh ada teknologi spraying ya supaya polutan-polutan itu bisa diredam," ujar Isnawa.
Rapat gabungan soal polusi udara Jakarta digelar secara daring pada Selasa, 15 Agustus 2023 lalu. Rapat ini diikuti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Asisten Operasi TNI Angkatan Udara (Assops AU) dan Asisten Operasi (Assops) Panglima TNI.
Isnawa mengatakan dalam rapat tersebut menyoroti soal musim kemarau yang dinilai berpengaruh pada meningkatnya polutan di Jakarta. Sehingga, rapat menyepakati modifikasi cuaca untuk memancing hujan.
"Hasil rapat itu memang kendalanya kita lagi musim kemarau, jadi namanya gumpalan awan hujan itu sulit. Tapi menurut BMKG ada potensi sedang, kemungkinan bisa dilakukan TMC," kata Isnawa.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengupayakan teknologi modifikasi cuaca selama tiga hari untuk membilas polusi.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing yang diikuti daring di Jakarta, Senin, 21 Agustus 2023 mengatakan, TMC dilakukan di tanggal 19-21 Agustus untuk menekan polusi udara di Jakarta.
"Ada fase tertentu dimana minimal konsentrasi awan itu 30 persen, cukup untuk membuat hujan buatan. BNPB bersama BMKG, BRIN dan TNI-Polri, kita sudah mulai melakukan TMC," ujar Abdul.
Pilihan Editor: Tekan Polusi Udara, DKI Mulai Berlakukan Tilang Uji Emisi Kendaraan