TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya Ahmad Mahendra menjamin akan transparan soal kondisi dan jumlah koleksi museum dan artefak yang mengalami kerusakan di Museum Nasional usai museum itu kebakaran pada Sabtu, 16 Maret 2023 lalu.
"Nah, ini kami yang berhari-hari (kerjakan), daripada salah, biar tim masuk dulu karena dia yang tahu letak. Pada intinya, kalau sudah jelas semua (detailnya), nanti akan kami kasih tahu. Kami berkomitmen untuk transparan data, karena soal data ini biar tidak salah," kata Ahmad pada Senin, 18 September 2023 di depan gerbang Museum Nasional.
Ahmad juga berharap agar tetap bisa melakukan restorasi apabila ada kerusakan pada artefak museum yang juga dikenal Museum Gajah yang terdampak kebakaran. Ia menegaskan akan melakukan pelaporan secara terbuka dengan bekerja sama dengan para ahli.
"Moga-moga kalau ada kerusakan masih bisa kita restorasi. Pasti kita laporan secara terbuka kita akan menggandeng ahli, sekarang sedang deteksi, selain dari teman-teman Museum Nasional nanti menggandeng ahli nanti kita sampaikan," lanjut Ahmad.
Berkenaan dengan kerugian, Ahmad belum memastikan dengan detail karena harus menempuh serangkaian produr terlebih dahulu.
"Belum dong, orang kita aja belum bisa masuk itu baru dugaan saja kita belum tentu dalam konteks itu. Tentu kita dalam prosedur kan ada prosedur penyelidikan," ujar Ahmad.
Tentang dampak kerusakan, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin menyatakan terdapat enam ruangan di Museum Nasional yang terdampak dan mengalami kerusakan.
Senin, 18 September 2023, tim penyidik masih melanjutkan proses pemeriksaan dan penyelidikan atas kebakaran Museum Nasional.
"Hari ini kita memasuki hari yang kedua proses evakuasi sekaligus penyelidikan," kata Komarudin saat ditemui di depan halaman utama Museum Nasional pada Senin, 18 September 2023.
Pada hari pertama penyelidikan, Ahad, 17 September 2023, tim dari labolatorium forensik masih melakukan pendalaman, penyelidikan, dan mencari penyebab kebakaran Museum Nasional yang juga dikenal Museum Gajah.
Komarudin mengungkap bahwa proses identifikasi ini dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari kurator, konservator, dan ahli. Selain itu, tim dari Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) juga dilibatkan untuk menyortir artefak dari runtuhan puing.
"Kami juga dibantu oleh teman-teman dari PPSU untuk memisahkan antara puing dan juga barang-barang yang menjadi aset dari museum itu sendiri," ujarnya.
Sejauh ini, proses pemeriksaan dilakukan dan masih dalam pendalaman lebih lanjut oleh tim labolatorium forensik, khususnya pada enam ruangan Museum Nasional yang rusak akibat kebakaran.
"Saat ini baru bisa kita lakukan proses itu sambil tim dari labolatorium forensik masih terus intens melakukan pendalaman karena ada enam ruangan yang rusak itu tadi." ucapnya.
Pilihan Editor: Polisi Jaga Ketat Museum Nasional 24 Jam