TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit menular seperti Mpox (Monkeypox) atau cacar monyet di Indonesia semakin bertambah. Total sudah ada tujuh kasus mpox di DKI Jakarta sejak Agustus 2022 hingga Oktober 2023.
Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia meningkatkan kewaspadaan terhadap MPOX (Monkeypox) di Indonesia. Salah satu upaya pencegahan yang dilakukan adalah dengan memberikan 1000 dosis vaksin untuk 500 orang kelompok yang berisiko tinggi.
"Karena jumlahnya terbatas, hanya untuk 500 orang, maka pemberian untuk kelompok yang sangat berisiko tinggi, dan pendaftaran serta pendekatannya melalui kelompok-kelompok,” kata Kepala Seksi Surveilans Epidemologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama pada Tempo, Minggu, 22 Oktober 2023.
Dia menjelaskan jika kelompok tersebut seperti lelaki seks dengan lelaki (LSL), ibu hamil, ibu menyusui, anak, dan orang lanjut usia. Vaksin rencana akan dilaksanakan di Jakarta selama satu minggu ke depan (sejak Senin, 23 Oktober 2023).
Sementara itu, sosialisasi dan edukasi juga terus dilakukan. Ngabila menyampaikan ada bentuk edukasi masif cegah sakit yang dapat dilakukan. Pertama, pola hidup bersih dan sehat, seperti memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun serta air mengalir. Kedua, hindari kontak kulit dan luka. Ketiga, lakukan hubungan seksual dengan aman, sehat, dan bersih. Hindari aktivitas tersebut jika memiliki gejala atau sedang sakit.
“Jadi gejalanya adalah demam karena infeksi virus, yang paling khas itu ada pembesaran getah bening. Jadi, ada benjolan di lipatan yang biasanya itu di leher, di bawah dagu, atau di selangkangan atau di lipatan paha,” kata dia menjelaskan.
Selain itu, mpox juga sama seperti penyakit cacar biasanya. “Ada lenting isi air, bisa kemerahan saja, berupa jerawat, atau koreng,”lanjutnya.
Masyarakat yang pernah mengalami kontak erat fisik atau kontak erat seksual dengan pasien monkeypox dapat memantau gejala setiap hari di Puskesmas kecamatan. Petugas akan mengecek kondisi kesehatan setiap hari sampai dengan 21 hari sesudah kontak terakhir.
Jika terbukti ada gejala seperti yang disebutkan di atas, maka akan langsung dilakukan isolasi mandiri dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan dalam bentuk swab tenggorokan, swab genital atau anus. Serta lab swab lesi kulit, jika muncul lesi seperti lenting isi air atau nanah, jerawat, bercak kemerahan, atau luka dan koreng lainnya.
Sementara itu, mereka yang pernah kontak erat fisik tapi tidak bergejala, tidak perlu melakukan pemeriksaan swab. Namun, bagi yang sudah pernah kontak erat seksual harus melakukan pemeriksaan swab. Seperti tenggorokan dan area genital atau anus.
Pilihan Editor: Enam Pasien Cacar Monyet atau Mpox di DKI Masih Jalani Isolasi di Rumah Sakit