TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan harga beras di Pasar Enjo, Pulogadung dan Pasar Induk Beras Cipinang, Jaktim disebut sudah terjadi sejak pertengahan tahun 2022 lalu. Harga beli beras di pasar kini mencapai Rp 13.500 hingga Rp 17.000 per kilogram (kg). Kenaikan harga beras ini tak hanya memberatkan pembeli, tetapi juga penjual dan distributor yang omzetnya mengalami penurunan.
Pemilik agen beras sekaligus distributor di Pasar Induk Beras Cipinang Jaktim, Dede mengatakan bahwa saat ini omzetnya mengalami penurunan sebesar 30 sampai 40 persen. Penurunan omzet itu, kata Dede, terjadi sejak harga beras mulai naik. "Pokoknya naik melonjak terus lah setelah bulan puasa kemarin. Hampir tiap minggu," kata Dede, Selasa, 31 Oktober 2023.
Tak hanya sebagai distributor beras, Dede juga sempat memiliki usaha penggilingan. Namun, katanya, belum lama ini terpaksa tutup sebab pendapatan terus menurun. "Kami enggak banyak kok ambil untung, paling kalau modal Rp 12.700, kita jual Rp 12.900," ujarnya.
Ia menilai jika mengambil untung terlalu banyak, pembeli juga tidak mau. Bahkan ia mengatakan pernah hanya mengambil untung Rp 50. "Yang penting kan ekonomi berputar, daripada enggak sama sekali," katanya.
Saat ini, menurut Dede, Pasar Induk Beras Cipinang Jaktim cenderung sepi. Ia menilai faktornya bukan karena harga beras yang sedang naik saja. Ia mengatakan, bantuan beras dari pemerintah juga jadi faktor sepinya pembeli.
Baca Juga:
Di lain tempat, penjual beras di Pasar Enjo Jaktim, Wawan juga mengalami penurunan omzet sejak harga beras terus mengalami kenaikan. Ia menyebut kenaikan harga beras ini sudah terjadi sejak Juni 2022 lalu.
Ia mengklaim jika faktor cuaca yang sedang kemarau dan gagal panen jadi penyebab harga beras terus mengalami kenaikan. "Relatif mungkin ya. Bisa juga sudah panen tapi kena hama," ucapnya.
Wawan mengatakan, pendapatannya mengalami penurunan sebesar 60 persen imbas kenaikan harga beras ini. "Bisa turun 60 persen. Biasanya dapat Rp 5 juta, sekarang Rp 1,5 juta," katanya. Penurunan pendapatan itu, kata Wawan, terparah pada Juni 2022. Menurut dia, saat ini pendapatannya sudah ada sedikit kenaikan karena mendekati akhir tahun.
Ia juga mengungkapkan kerap kehilangan pelanggan yang mengeluhkan harga beras mahal. "Komplain dari pembeli pasti ada, tapi kita enggak bisa menyesuaikan harga jual berdasarkan komplain pembeli," ujarnya.
Pilihan Editor: Terpopuler Metro: 3 BUMD Diminta Tambah Stok Beras di Jakarta, Harga Beras yang Tetap Melambung Tinggi