TEMPO.CO, Depok - Pengamat politik dan kebijakan publik Yusfitriadi mengatakan Kota Depok harus ekstra waspada terhadap penyebaran monkeypox atau cacar monyet. Potensi penyebaran wabahnya di daerah penyangga DKI Jakarta, lebih cepat dari daerah lain.
Menurut pendiri Lembaga Studi Visi Nusantara Maju ini, kota Depok harus belajar dari pengalaman pandemi Covid-19. "Hal tersebut disebabkan tidak kuatnya mitigasi sebagai bentuk antisipasi dari mewabahnya virus tersebut," kata Yusfitriadi, Kamis, 2 November 2023.
Pada saat ini, Monkeypox baru terdeteksi dengan jelas di wilayah DKI Jakarta. Namun semakin banyak warga DKI yang terindikasi cacar monyet tersebut.
"Tentu saja hal ini harus mendapatkan perhatian serius dari semua pihak. Terutama dalam hal ini instrumen kesehatan yang dimiliki oleh pemerintah dari mulai pusat sampai kepada struktur yang paling bawah," ujarnya.
Salah satu bentuk antisipasinya adalah dengan memetakan potensi area penyebaran virus tersebut. Bila banyak kasus terkonfirmasi positif monkeypox di DKI Jakarta, maka kewaspadaan, mitigasi dan antisipasi ekstra harus lebih ditingkatkan di wilayah penyangga, seperti Tangerang, Depok, Bogor dan Bekasi.
"Pola kehidupan masyarakat yang tidak sehat dan kondisi lingkungan yang membuat nyaman tumbuh dan berkembangnya wabah virus, serta kontak visik dengan masyarakat yang berasal dari wilayah yang sudah terkena wabah tersebut," ujarnya
Menurut Yusfitriady, Kota Depok memiliki hampir semua karakter tersebut. Sebagai daerah urban, hampir 30 persen warganya setiap hari keluar masuk wilayah Jakarta, baik itu sebagai pekerja, wiraswastawan, mahasiswa.
"Sehingga kondisi ini memiliki potensi lebih besar percepatan dan penularan wabah virus monkeypox tersebut dibandingkan wilayah lain yang tidak memiliki karakteristik masyarakat seperti Kota Depok," ujarnya.
Karena itu tentu saja bentuk mitigasi dan antisipasinya pun harus segera dan harus ekstra, misalnya pemahaman monkeypox, baik bagi kalangan instasi pemerintah, swasta maupun masyarakat.
"Pemantauan terhadap masyarakat urban melalui berbagai akses dan kesiapan perangkat kesehatan yang menunjang proses penanganan wabah virus monkeypox tersebut," katanya.
Untuk menghadapi potensi penularan Mpox, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Depok Umi Zakiati belum bisa memaparkan upaya khusus yang telah dilakukan. "Terakhir belum ada laporan terkonfirmasi positif," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Mary Liziawati juga belum menanggapi pertanyaan Tempo tentang upaya antisipasi dan mitigasi cacar monyet di kota ini.
Yusfitriadi mendesak Wali Kota Depok harus segera melakukan evaluasi atas potensi penyebaran cacar monyet. Pejabat pemerintahan juga harus terbuka atas upaya yang dilakukan. "Kalau memang tidak siap jadi pelayan publik, mendingan mundur saja dari pada akibat informasi yang tidak memadai kemudian masyarakat yang dikorbankan," ucap Yusfitriadi.
RICKY JULIANSYAH
Pilihan Editor: Kasus Cacar Monyet di Jakarta Bertambah Jadi 25 Kasus