TEMPO.CO, Jakarta - Fatir, 12 tahun, menyampaikan keinginannya untuk tidak kembali ke bangku sekolah. Fatir adalah seorang anak di Bekasi yang diduga menjadi korban perundungan (bullying) di sekolah hingga berujung kakinya harus diamputasi.
Alasan Fatir tak ingin melanjutkan sekolahnya karena tak ingin membebani ekonomi ibunya, Diana Novita, yang telah menjadi orang tua tunggal untuk dia dan seorang adiknya. "Aku di rumah aja, nanti kalau aku sekolah mama biayain aku bagaimana," ujarnya seperti ditirukan kuasa hukumnya, Mila Cheah, Kamis 2 November 2023.
Mila menjelaskan bahwa orang tua Fatir telah bercerai sejak tujuh tahun yang lalu. Dia juga menerangkan kalau sejak Fatir sakit, sejak Maret 2023 Diana berhenti dari pekerjaannya sebagai karyawan swasta untuk fokus merawat Fatir yang divonis dokter mengalami kanker tulang.
"Jadi, untuk biaya menjaga Fatir mengandalkan bantuan dari beberapa teman dan saudara, tetapi, kan, tidak mungkin seperti ini terus," ujar Mila.
Kondisi itu, kata Mila, terbaca oleh Fatir yang telah menjalani operasi amputasi kaki kirinya di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta Barat. Bocah yang kini tengah menjalani proses pemulihan pascaoperasi tersebut dinilainya memiliki pemikiran dewasa.
"Dia mengatakan ke mamanya sebelum operasi, 'mama nanti kalau misalnya aku enggak punya kaki mama harus kerja dong seumur hidup untuk biayai aku. Aku enggak bisa bantuin untuk mencari uang dong mah'," kata Mila.
Fatir mendapat sorotan setelah orang tuanya mengadukan dugaan perundungan yang dialami di SDN Jatimulya 09, Kabupaten Bekasi, pada Februari lalu. Saat itu Fatir masih duduk di bangku Kelas VI.
Kronologi Bullying
Kronologi dugaan bullying itu berawal ketika Fatir di-tackling saat sedang menuju kantin sekolah oleh salah satu temannya. Fatir lalu terjatuh. Kelima temannya kemudian merundung Fatir secara verbal.
"Setelah itu Fatir tidak jadi jajan, baliklah ke kelas. Sampai di kelas diperoloklah lagi Fatir dengan teman-temannya ini sampai memperagakan Fatir jatuh," kata Diana kepada wartawan, Selasa, 31 Oktober 2023.
Fatir, kata Diana, tidak menceritakan kejadian itu hingga tiga hari kemudian merasakan sakit pada kakinya hingga sulit berjalan. Pada akhirnya, Fatir menceritakan kejadian perundungan itu kepada Diana.
Seusai peristiwa itu, Diana fokus menyembuhkan kaki Fatir di sejumlah klinik dan rumah sakit. Selama menderita sakit, Fatir tidak bisa bersekolah, namun, pihak sekolah memfasilitasi siswanya itu untuk ikut ujian dan lainnya.
Pada Agustus 2023, Fatir didiagnosis dokter mengalami kanker tulang pada kaki kirinya. Dokter terpaksa harus mengamputasi kaki Fatir.
Polisi Tetapkan Penyidikan
Wakil Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Metro Bekasi Komisaris Widodo Saputro menyatakan kalau polisi telah meningkatkan kasus dugaan perundungan itu ke tingkat penyidikan. Sebanyak delapan saksi telah dimintai keterangan.
"Yang dilaporkan anaknya (teman korban atau terduga pelaku) satu orang," kata Widodo, Kamis lalu.
Keterangan dari Sekolah
Dari sekolah, Wakil Kepala SDN Jatimulya 09, Sukaemah, mengatakan kalau pihaknya menunggu proses hukum yang masih berjalan. Dia menambahkan telah memberikan klarifikasi dan membantah dugaan perundungan itu meski membenarkan peristiwa Fatir jatuh dam kesakitan karena ulah temannya.
"Mereka bercanda-bercanda, main terus jajan, jadi, kalau untuk perundungan kayaknya terlalu jauh," katanya pada Selasa lalu. Ditambahkannya, seusai kejadian tersebut, kata Sukaemah, Fatir dan teman-temannya masih beraktivitas normal di sekolah.
Pilihan Editor: Kemenkes Siapkan Penambahan Vaksin Cacar Monyet untuk Jakarta yang Terus Catat Penambahan Kasus