TEMPO.CO, Jakarta - Hujan intensitas tinggi yang sudah kembali menyapa wilayah Jabodetabek setelah cekaman kemarau panjang membuat Adhitya Oktabery dan timnya di Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta juga kembali bekerja keras. Adhitya adalah Koordinator Saringan Sampah TB Simatupang atau tepatnya Proyek Treatment Sungai Ciliwung di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.
Di tempat itu titik di mana sampah kiriman dari Bogor dan Depok dicegah masuk lebih jauh ke Jakarta. Aneka sampah kayu, sampah rumah tangga, dan sampah plastik datang bersama debit Ciliwung yang meningkat dari hulu atau biasa dikenal sebagai banjir kiriman.
Adhitya mencatat, sepanjang 1-4 November 2023, total sampah masuk dan tercacah di lokasi itu sekitar 70 ton. Dia membandingkan dengan data sampah yang telah tersaring sepanjang Oktober lalu yang tak sampai 27 ton. "Untuk yang 70 ton, itu belum termasuk yang tanggal 5 dan 6," katanya saat ditemui di lokasi pada Senin, 6 November 2023.
Adhitya menerangkan, seperti yang sedang dilakukannya hari itu, sampah yang datang dari arah hulu ditahan menggunakan jembatan ponton yang diposisikan agak menyamping menyeberangi Kali Ciliwung. Jembatan mengarahkan sampah berbelok ke tempat penampungan yang disebut Kali Gendong.
Penampakan ponton penyaringan sampah kiriman di Sungai Ciliwung dari Bogor dan Depok. TEMPO/Desty Luthfiani.
Ada dua jembatan ponton yang terpasang dan ada dua Kali Gendong di lokasi itu, sesuai dengan fungsinya. "Jadi urutannya akan ada dua kali penyaringan," kata Adhitya.
Sampah yang sudah masuk ke Kali Gendong diangkat ke darat menggunakan alat yang disebut epiduty dan power plus. "Sampah yang sudah di penampungan sementara kemudian kami cacah," tuturnya.
Pencacahan pun dilakukan dua kali, kasar dan halus. Dan, tidak semua hasil cacahan dijadikan satu. Adhitya mengatakan, ada tim yang khusus dipekerjakan untuk memilah sampah sebelum dimasukkan ke mesin pencacah kedua. "Mereka memilah seperti sampah organik dan non organik," ucapnya.
Adhitya mengungkapkan kalau dia dan timnya bekerja setiap hari. Tapi, informasi siaga bencana dari BPBD akan menjadi prioritas.
Itu seperti ketika hujan intensitas sedang dan tinggi merata di Jabodetabek pada Sabtu dan Minggu lalu, mereka harus bekerja lembur menyaring, mengangkat dan mencacah sampah sesegera mungkin agar tidak terjadi penumpukan.
Sampah organik hasil pemilahan diolah menjadi pupuk kompos dan Refuse Derived Fuel (RDF) atau sampah yang dikeringkan untuk dijadikan bahan pembakaran. Hingga saat ini, Adhitya menjelaskan, sudah diproduksi sebanyak 50 ton pupuk kompos yang dibuat menanami aneka tanaman sayur dan buah di sekitar lokasi proyek.
Koordinator penyaringan Kali Ciliwung TB Simatupang Jakarta Selatan, Adhitya Oktabery, Senin, 6 November 2023. TEMPO/Desty Luthfiani.
Sedangkan yang non organik dibuang ke tempat pembuangan sementara terdekat. "Ke depannya kami juga akan ada program pengurangan sampah plastik," ucapnya.
Saat ditanya apakah saringan sampah itu efektif mengurangi banjir di Jakarta, Adhitya menunjuk ke menurunnya volume sampah yang sampai di kawasan Pintu Air Manggarai. "Dilihat jumlah sampah yang masuk ke Manggarai itu lebih sedikit dibanding tahun-tahun sebelumnya, jadi menurut saya efektif," ucapnya.
Pilihan Editor: 3 Pelajar Pelaku Tawuran Maut di Ciawi Diringkus Polisi di Rest Area