TEMPO.CO, Jakarta - Advokat Surabaya Children Crisis Center Edward Dewaruci menyayangkan terjadinya tindak kekerasan oleh laki-laki tak dikenal terhadap putri komedian Isa Bajaj di Alun-alun Kota Magetan. Ia menilai masih ada wilayah di Jawa Timur yang belum ramah anak.
“Prihatin dan harus disayangkan. Ternyata masih ada wilayah di Jawa Timur yang belum ramah anak,” kata Edward saat dihubungi, Ahad, 21 April 2024.
Edward menuturkan secara prinsip orang tua tetap yang bertanggung jawab mengawaasi dan menjaga keselamatan anaknya. Tapi karena di tempat umum, seharusnya pemerintah daerah membuat situasi area publik tersebut aman dan nyaman.
“Misalnya ada CCTV, ada banyak petugas keamanan yang mengawasi dan mengingatkan,” kata dia.
Edward mencontohkan di Singapura tempat-tempat wisata diawasi ketat oleh petugas meskipun penampilannya tidak mencolok. Mereka bersiaga dan waspada mengantisipasi segala kemungkinan.
“Jika ada ha-hal yang membahayakan (wisatawan) diperingatkan,” kata Edward.
Sebelumnya pada Jumat, 19 April 2024, Isa Bajaj melapor ke Kepolisian Resor Magetan setelah mengetahui putrinya yang berusia 4 tahun mengalami pendarahan di bagian alat vital karena kekerasan oleh orang tak dikenal.
Menurut Isa semula putrinya tersebut bermain-main dengan dua kakak laki-lakinya di trotoar Alun-alun Magetan sekitar pukul 17.00. Tak jauh dari tempat tiga anak Isa bermain, terdapat arena lapangan basket yang sedang digunakan latihan.
Isa langsung memeriksakan kondisi putrinya tersebut ke rumah sakit serta divisum. “Ternyata ada luka di bagian kemaluan anak saya,” kata Isa seperti dipantau dari siaran YouTube.
Isa kemudian ke lokasi tempat putrinya mengalami kekerasan untuk mencari pelakunya. Namun ia tak menemukan laki-laki yang ciri-cirinya seperti yang disebutkan kakak korban. Salah satu ciri yang disebutkan ialah pelaku tersebut memakai kacamata hitam.
“Sepertinya pelaku ini orang yang sedang menjemput pemain basket yang sedang latihan itu,” kata pelawak yang bernama asli Isa Wahyu Prastantyo itu.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Magetan Ajun Komisaris Angga Perdana mengatakan sedang melakukan pengembangan di tempat kejadian perkara. Polisi juga telah memeriksa beberapa saksi yang berada di lokasi.
Menurut keterangan awal kakak korban, mereka mendapari adiknya duduk di trotoar sambil menangis dan mengeluh kesakitan. Ia mengaku ditendang bagian alat vitalnya, “Kami mohon doanya agar masalah ini segera terungkap,” kata kasat reskrim.
Pilihan Editor: Kisah Tentang Nenek di Magetan, Jawa Timur yang Bikin Menteri Risma Nangis di DPR