TEMPO Interaktif, Jakarta -Komisi Nasional Perlindungan Anak meminta polisi bisa segera membongkar kasus penculikan dan penjualan organ anak yang beredar luas di sejumlah daerah. "Ada kemungkinan itu hanya isu untuk meresahkan masyarakat, tapi juga tidak tertutup kemungkinan itu memang benar terjadi," kata Ketua Komnas Anak, Arist Merdeka Sirait hari ini.
Agar masyarakat tidak bertambah resah, polisi diharapkan mencari jawaban tentang kebenaran isu itu. "Bukannya saling bantah ada atau tidak adanya penculikan, yang mesti dilakukan adalah menelisik dan membuktikannya," kata Arist.
Ahad lalu, Komnas Anak sempat menyampaikan adanya laporan dugaan penculikan dan penjualan organ tubuh anak di Bogor, Jawa Tengah, dan Tanggerang. Laporan itu didasarkan atas pengaduan warga. "Warga yang resah dan menelpon ke Komnas Anak, tapi itu bukan aduan keluarga korban," ujar Arist. Komnas Anak telah menurunkan tim ke Kresek, Cidadap, Mauk, dan Kronjo, Tangerang dan Krumpin, Bogor Utara. Namun, belum berhasil menemukan alamat korban penculikan seperti yang diterima dari warga. Tim akan bekerja hingga sepakan mendatang.
Polres Metro Tanggerang Kabupaten masih belum menemukan atau mendapat laporan adanya kasus penculikan disertai pencurian organ anak. Yang ada hanya penculikan yang sebagian di antaranya sudah terungkap. "Karena itu jika ada, keluarga yang korban segera melapor ke polisi," kata Arist. Sedang pihak kepolisian diharap tidak hanya menunggu laporan masuk, namun langsung menyelidiki kebenaran informasi itu.
Sebelumnya sebuah pesan singkat tentang peringatan maraknya penculikan dan pencurian organ tubuh anak beredar luas di Tanggerang. Pesan berantai itu telah membuat masyarakat resah. Bahkan dalam sepekan ini telah ada lima kasus penangkapan secara membabi-buta terhadap orang yang diduga menculik anak di Cisoka, Mauk, Gunung Kaler, dan Kresek di Tangerang. Dua orang yang belum jelas identitasnya tewas dihakimi massa Kresek dan Gunung Kaler, Sabtu malam lalu.
AGUNG SEDAYU