TEMPO Interaktif, Jakarta - Kawasan parkir di wisata kuliner Jakarta Pusat yang terletak di Jalan KH Agus Salim atau yang dikenal Jalan Sabang akan ditata ulang. Bahkan kawasan itu sudah dimasukkan dalam kajian sebagai kawasan tanpa parkir kendaraan di wilayah Jakarta. "Paling tidak memberikan contoh yang nanti akan dimasukkan dalam kajian," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, selepas kampanye PARK (ing) Day, Jumat, 16 September 2011.
Dalam penjelasannya, dia mengatakan tingginya animo masyarakat yang menggunakan kawasan itu setiap harinya menyebabkan ruang publik bagi warga terus berkurang. Mereka yang datang menggunakan kendaraan telah menyerobot lahan trotoar yang seharusnya digunakan sebagai fasilitas publik. Akibatnya kawasan itu menjadi sesak dengan kendaraan.
Lembaganya tengah mengkaji untuk memindahkan lahan parkir di kawasan yang bersifat on street di pinggiran jalan itu ke sektor off street atau di dalam gedung. Di masa depan, kata dia, Pemerintah DKI Jakarta terus berupaya mencari formula yang tepat untuk memindahkan area parkir di jalan ke parkir di dalam ruangan. "Mudah-mudahan 2012 rencana itu sudah terlaksana," ujarnya.
Darmaningtyas dari Isntitut Studi Transportasi menyatakan perlu adanya ketegasan aparat untuk mengamankan kawasan Sabang dari parkir kendaraan. Selain itu pemerintah mesti bergerak untuk penambahan fasilitas publik untuk parkir. "Itu sangat dimungkinkan," kata dia.
Adapun Direktur Institute for Transportation and Development Policy (ITDP), Milatia Kusuma, dalam sambutannya menyatakan sebuah kota yang manusiawi adalah kota yang meletakkan prioritas ruang publik untuk masyarakat, sehingga memungkinkan berinteraksi dengan yang lainnya. "Bukan yang memberikan ruang sebesar-besarnya bagi kendaraan pribadi," ujarnya.
Berdasarkan survei ITDP Indonesia, rata-rata kendaraan yang melintas di kawasan Sabang mencapai 300 unit kendaraan pribadi per jam. Kendaraan tersebut diparkir di area parkir bahu jalan atau trotoar di lahan seluas 4.039 meter persegi tersebut. Dari lahan seluas itu kendaraan bermotor mendapatkan porsi 78 persen sedangkan pejalan kaki dan ruang publik hanya mendapatkan porsi 22 persen.
JAYADI SUPRIADIN