TEMPO.CO, Jakarta - Indra Azwan, 53 tahun, pejalan kaki yang mencari keadilan dari Malang ke Jakarta hari ini, Sabtu 17 Maret 2012, tiba di Lemabang, Bekasi. Semalam dalam perjalanan ia diguyur hujan. "Sewaktu jalan yang tampak cuma sawah-sawah. Masjid dan pom bensin enggak ada ," kata Indra saat dihubungi Tempo, Sabtu, 17 Maret 2012.
Walau hujan ia tetap berjalan. Akibat kehujanan, sepatu Indra basah tapi dia tetap memakainya. "Sampai sekarang sudah kering sendiri," katanya tertawa.
Meski kakinya lembap karena air hujan, ia mengaku fisiknya tetap sehat. "Alhamdulillah," ucap Indra sambil menikmati sarapannya di Stasiun Lemabang. Indra memperkirakan ia tiba di Jakarta besok siang, Ahad 18 Maret 2012.
Setibanya di ibukota, Indra bakal menuju kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta. Aksi jalan kaki Indra ini dalam rangka menyambangi Istana Negara. Ia menuntut kasus kecelakaan yang menewaskan anaknya, Rifki Andika, pada tahun 1993 kembali diungkap.
Sebab, Joko, polisi pelaku penabrak anaknya, terbebas dari jerat hukum berdasarkan putusan Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya pada 2008. Pasalnya, kasus itu dianggap kedaluwarsa karena melewati waktu 12 tahun. Kasus itu memang baru disidangkan 15 tahun kemudian.
Ini upaya ketiga Indra melakukan aksi jalan kaki ke Jakarta. Aksi pertama pada 9 Juli 2010 dan tiba di Istana Negara 22 hari kemudian. Aksi kedua pada 27 September 2011 melalui jalur selatan, tapi tak sampai ke Istana karena ia sakit. Disusul aksi ketiga kalinya sekarang, sejak 18 Februari 2012.
Saat datang ke Istana Negara nanti, ia juga berniat mengembalikan uang Rp. 25 juta yang pernah diberikan Kepala Rumah Tangga Istana tahun 2010. Uang ini dibawa menyusul oleh adik dan kuasa hukumnya. Indra menerima uang tadi setelah Presiden saat itu berjanji akan membantu membongkar kembali kasus kecelakaan anaknya.
ATMI PERTIWI