TEMPO.CO, Makassar - Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Sulselbar Inspektur Jenderal Mudji Waluyo meminta pihak sekolah melakukan tindakan preventif untuk mencegah terjadi kriminalitas di lingkungannya. Salah satu tindak pidana yang rawan terjadi yakni tawuran pelajar.
"Tips untuk semua sekolah, saya harapkan untuk tingkatkan keakraban dan silahturahmi antarsekolah maupun siswa," kata dia, Kamis, 27 September, saat menerima kunjungan siswa SMA Islam Athirah di Markas Polda Sulselbar.
Menurutnya, fenomena tawuran berpotensi terjadi jika tidak ada rasa saling menghargai. Disarankannya agar pihak sekolah aktif menggelar kegiatan yang mempertemukan siswa antarsekolah. Di antaranya berupa kompetisi cerdas cermat, kompetisi olahraga maupun outbond.
Kegiatan macam demikian dinilai memiliki manfaat yang besar. Selain untuk pengembangan diri bagi pelajar, kegiatan itu juga akan mendekatkan pelajar satu sama lainnya. "Kalau tidak saling kenal jadinya jika ada masalah gampang pecah (tawuran). Karena itu, perlu ada kegiatan yang bisa mengakrabkan hubungan emosional antarsiswa," ujar Mudji.
Selain diberikan arahan menjauhi tindak pidana kriminal, dalam kunjungannya, pelajar juga diperbolehkan mengamati sejumlah fasilitas dan peralatan di markas kepolisian, seperti helikopter dan mobil taktis. Guru pendamping dari SMA Islam Athirah, Bukit Baruga, Ahmad Nafi, mengatakan kunjungan siswa dimaksudkan untuk memberikan pemahaman terkait persoalan hukum. Dengan begitu, siswa paham implikasi dari perbuatan melanggar hukum.
Mengenai fenomena tawuran pelajar, Ahmad memaparkan, sejak dini sudah membekali siswa dengan sejumlah langkah preventif. Di antaranya, setiap hari, pihaknya rutin memberikan siraman rohani kepada siswa untuk menjauhi segala bentuk kegiatan tercela.
Bahkan, dalam kurikulum juga sudah dimasukkan. Paling tidak ada tiga mata pelajaran yang selalu menanamkan dan mengatur perilaku, akhlak, dan etika siswa ke arah yang perbuatan yang terpuji. "Dan syukur, sampai hari ini, tidak ada masalah kriminal. Kami selalu sampaikan ke siswa untuk jauhi dan termaktub dalam pelajaran PPKn, Agama, dan Sosiologi," kata Ahmad.
Selain itu, pihaknya juga punya kegiatan yang dinamakan bina mental dan akhlak. Biasanya, kegiatan dilakukan selama tiga hari dan menanamkan rasa kebersamaan serta kekeluargaan. Pihaknya tidak mengajarkan kebersamaan dengan perspektif sempit. "Hubungan dengan sekolah lain, apalagi yang bertetangga juga terjalin harmonis," ia mengucapkan.
TRI YARI KURNIAWAN
Berita Lain:
Besok, Rekapitulasi Suara Jokowi-Foke di Provinsi
Buntut Tawuran, Siswa SMA Yayasan Karya Diliburkan
Deni Yanuar di Mata Guru dan Kepala Sekolah
Deni Yanuar Tewas karena Lindungi Temannya