TEMPO.CO, Jakarta - Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati mengatakan dua korban tabrakan antara kereta api listrik jurusan Stasiun Serpong-Tanah Abang dan truk tangki bahan bakar minyak di pelintasan Bintaro Permai mengalami luka bakar serius. Bahkan salah satu korban atas nama Betty Aryani menderita luka bakar paling serius, hampir 90 persen.
"Tangan kanannya nyaris luka bakar grade empat, atau gosong," kata dokter spesialis bedah plastik RS Fatmawati, Bismedi, dalam jumpa pers di kantornya malam ini, Senin, 9 Desember 2013.
Walhasil, tangan kanan Betty malah menjadi racun bagi tubuh dia sendiri. Terbukti dari air seni korban yang terus berwarna merah. Karena itulah dokter sepakat memilih untuk mengamputasi lengan kanan Betty sampai batas bahu. "Ini demi menyelamatkan nyawa pasien," kata Bismedi.
Operasi amputasi akan dilakukan dalam waktu dekat jika kondisi tubuh Betty sudah stabil. Menurut Bismedi, jika kondisi Betty membaik malam ini, maka malam ini juga dilakukan operasi amputasi.
Menurut dia, awalnya Betty menolak untuk diamputasi lengan kanannya. Dia masih belum bisa menerima kenyataan ini. "Namun atas pengertian dari suaminya, Ibu Betty bersedia," kata Bismedi. "Saat ini pasien (Betty) sedang dirawat di ruang khusus."
Selain itu, ada pasien korban kecelakaan KRL Bintaro atas nama Natali yang juga dalam kondisi parah. Dia mengalami luka bakar sampai 70 persen. Setelah Natali tiba di RS Fatmawati, tim dokter terpaksa melakukan pembedahan di wilayah dadanya.
Menurut dokter spesialis anestesi RS Fatmawati, Andi Taqwa, saat itu tim dokter belum mendapat restu dari pihak keluarga. Namun tim dokter terpaksa harus membedah dada Natali. "Tadi sangat genting keadaannya, bagaimana izin keluarga, tadi kami bahkan belum tahu identitas pasien," kata Andi.
Menurut Andi, luka bakar di dada Natali telah menghambat paru-paru untuk bernafas. Karena itu, dokter perlu melakukan pembedahan untuk mempermudah paru-paru Natalia mengembang dan mengempis. Dokter Andi dan dokter Bismedi berharap seluruh korban dapat diselamatkan hingga sembuh. Keduanya berjanji akan melakukan tindakan sebaik mungkin. "Yang jelas ini semua ada step-step-nya, harus kami lalui setiap step tersebut," kata Bismedi.
INDRA WIJAYA
Baca juga:
Cerita Miris Tabrakan Kereta Bintaro 1987
Insiden Kereta Bintaro, Pertamina Cek Truk Tangki
Tabrakan Kereta Ulujami Mirip Tragedi Bintaro
Tabrakan Kereta Bintaro, Masinis Meninggal