TEMPO.CO, Jakarta - Selama dua periode kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sudah sering Istana direndam banjir. Penyebabnya masih drainase. Berikut beberapa peristiwa banjir Jakarta yang merendam halaman Istana.
3 Februari 2002
Pukul tiga dinihari Istana terendam setelah Pintu Air Manggarai yang menuju Masjid Istiqlal, Harmoni dan Gunung Sahari dibuka. Ketinggian air yang merendam halaman Istana mencapai 30 centimeter. Banjir surut setelah pompa di sekitar Istana diaktifkan. Esoknya, ketika meninjau korban banjir Presiden SBY mengatakan rela pintu air Kali Ciliwung di Manggarai, Jakarta Pusat yang mengarah Istana dibuka. “Biar saja Monas kebanjiran, asal rakyat selamat,” katanya.
1 Februari 2008
Hujan yang mengguyur Jakarta sejak dinihari ditambah air kiriman membuat Istana Negara terendam banjir. Air yang menggenangi Istana hampir setinggi ban mobil. Mobil Presiden SBY harus diderek karena terjebak banjir di depan Sarinah, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat.
1 Maret 2010
Hujan lebat selama satu jam, kawasan Medan Merdeka di seputar Monumen Nasional dan Jalan Medan Merdeka Barat dan Medan Merdeka Timur tergenang air setingi 20 centimeter.
17 Februari 2013
Banjir besar melanda Jakarta tahun 2013 akibat Tanggul Latuharhary jebol. Istana turut merasakan limpahan Sungai Ciliwung. Air setinggi lutut orang dewasa menggenangi Istana. Saat itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memantau banjir di Istana sambil menggulung celana bersama Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa. Sebelum banjir menggenangi Istana sudah disiapkan empat mesin pompa air di halaman Istana, tetapi mesin pompa itu tak sanggup menghalau air.
5 Februari 2014
Hujan lebat pada Selasa, 4 Februari 2014 membuat sejumlah kawasan di Jakarta tergenang. Di antaranya Jalan Medan Merdeka Barat, dekat Istana Negara di Jalan Medan Merdeka Utara. Tinggi genangan air mencapai setinggi 30 centimeter.
Evan/ PDAT Sumber Diolah Tempo
Berita Terpopuler
Tetangga Apartemen Mimpi Ditemui Feby Lorita
Atasi Banjir, Jokowi Ajak Kerja Bareng
Ahok Kaget Usul 200 Truk Sampah Tak Masuk DPRD
Cara Polisi Mengendus Pembunuh Feby Lorita