TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua M, 5 tahun, murid taman kanak-kanak di sebuah sekolah internasional di Jakarta Selatan, mengatakan pihak sekolah harus bertanggung jawab atas kasus pelecehan yang dialami anaknya.
"Bagaimanapun juga, pihak sekolah harus bertanggung jawab karena kasus ini terjadi di lingkungan mereka," ujar P, orang tua M di Jakarta, Senin, 14 April 2014. (Baca: Korban Pelecehan TK Internasional Dipertemukan dengan Pelaku)
P mengaku kecewa karena pihak sekolah baru mengetahui kasus ini setelah dia melapor ke kepolisian. "Padahal kejadiannya di sekolah. Anak saya digilir pelaku di toilet, masak guru atau petugas keamanan enggak curiga?"
Satu hal lain yang membingungkan P ialah salah satu pelaku, yakni Agung, diketahui hanyalah petugas kebersihan bayangan yang menggantikan Awan jika tidak masuk. "Artinya dia ilegal, kok bisa-bisanya sekolah membiarkan hal ini? Orang tua saja dilarang masuk sampai area kelas, ini ada orang asing malah bebas berkeliaran di dalam," katanya. (Baca: Pelecehan Anak TK, Sekolah Dinilai Kebobolan Terima Pegawai)
Adapun di sekolah itu M baru setahun menjadi murid. Dia masuk TK di Jakarta pada usia empat tahun setelah ikut pindah bersama keluarganya dari Surabaya. Di sekolah bertaraf internasional yang pengantarnya memakai Bahasa Inggris itu, biaya pendidikan M mencapai US$ 2.700, atau sekitar Rp 31 juta. (Baca: Bocah Korban Pelecehan: Stop, Please Don't Do That)
PRAGA UTAMA
Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo
Berita terpopuler:
Siswa TK Internasional Diduga Alami Pelecehan
Cerita Investasi Ferdi Hasan Hingga Rugi Rp 12 M
Konvensi Demokrat Sudah Antiklimaks