TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog Reza Indragiri menjelaskan penyebab seseorang melakukan aksi bunuh diri bukan cuma karena depresi. Di negara-negara timur seperti Indonesia utamanya, lingkungan menjadi salah satu faktor kuat yang dapat memicu perbuatan mengakhiri hidup sendiri. (Baca: Pria Bunuh Diri Lompat dari Menara BCA)
"Bukan depresi tulen, tapi reactive depression," kata dia kepada Tempo, Selasa, 7 Oktober 2014. Menurut Reza, reactive depression adalah depresi yang disebabkan oleh reaksi dari faktor eksternal, seperti peristiwa atau keadaan tertentu. "Itu lebih tepat untuk menjelaskan penyebab bunuh diri." (Lompat dari Menara BCA, Tubuh Pria Ini Berceceran)
Depresi, katanya, memang bisa menjadi pemicu seseorang untuk bunuh diri. Bisa jadi depresi itu tak terlalu berat atau kronis. Namun, kondisi ketika seseorang kekurangan solusi atas permasalahan yang dihadapi, depresi bisa menjadi pemantik. "Faktor sepele pun bisa memicu."
Misalnya, ketika seseorang yang sedang depresi melihat pemberitaan soal bunuh diri. "Media pun bisa menjadi rujukan bagi pelaku untuk copycat suicide," kata dia. Hal tersebut dipicu oleh distorsi kognitif terkait pemberitaan yang seolah-olah meng-endorse perilaku bunuh diri. "Padahal, bagaimana pun bunuh diri itu salah," ujarnya. Bunuh diri memang menjadi akhir hidup (depresi) pelakunya, tetapi menjadi awal kesusahan bagi keluarga yang ditinggalkan.
Sebenarnya, kata Reza, orang yang akan bunuh diri bisa dicegah. "Menit-menit terakhir orang hendak bunuh diri adalah momen penting," ujarnya. Sebab, andai pada waktu itu ada yang sekedar menyapa orang yang sudah berniat bunuh diri, sangat mungkin pelaku membatalkan niatnya. "Itu bisa membuat pelaku berpikir ulang dan membatalkan niatnya."
NINIS CHAIRUNNISA
Terpopuler