TEMPO.CO , Jakarta - Mesin perahu karet berwarna merah dengan kekuatan 25 PK itu meraung-raung. Baling-balingnya berputar memecah aliran Kali Ciliwung. Namun tak berselang lama, mesin perahu tersebut dimatikan. Seorang petugas Dinas Pemadam Kebakaran pun mengangkat mesin tersebut dan membersihkannya dari sampah plastik yang menjerat baling-baling itu.
"Kalau mesin dimatikan paling gak perahu juga harus sambil didayung," ujar, anggota Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Timur, Sendi Anwar, 26 tahun kepada Tempo. Sendi yang sudah 3 tahun menjadi anggota pemadam kebakaran itu mengeluhkan banyaknya sampah yang ada di Kali Ciliwung.
Sekitar 100 meter, dari perahu yang dinaiki Tempo, terlihat Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat duduk di sebuah perahu karet berwarna hijau dengan tulisan 'Kopassus'. Mengenakan pelampung berwarna putih dan topi hitam, mantan Wali Kota Blitar itu menyusuri Kali ciliwung dari Condet, Jakarta Timur hingga Manggarai, Jakarta Selatan sejauh 40 kilometer. Dalam menyusuri Ciliwung, dia ditemani oleh, Panglima Kodam Jaya Mayor Jenderal Agus Sutomo, Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana, dan Wali Kota Jakarta Selatan Syamsudin Noor.
Sepanjang Ciliwung, Djarot terlihat heran dengan banyaknya sampah dan maraknya bangunan liar yang berdiri di sepanjang kali itu. Sesekali dia terlihat memberikan arahan pada Bambang Musyawardana dan Syamsudin Noor. "Kami menemukan banyak sampah dari sampah plastik hingga batang pohon pisang," keluhnya di Manggarai, Jakarta Selatan, Rabu, 11 Februari 2015.
Dari pantauan Tempo, sepanjang Kali Ciliwung dari Condet, Jakarta Timur hingga Manggarai, Jakarta Selatan masih ditemukan banyak sampah seperti plastik hingga kasur. Selain itu, masih banyak ditemukan bangunan liar yang berdiri di sepanjang kali itu.
Mantan Wali Kota Blitar yang mengenakan kaos lengan panjang warna abu-abu itu mengatakan akan meningkatkan pengawasan ihwal masih banyaknya warga yang membuang sampah ke Ciliwung. "Sampah-sampah itu pasti akan menganggu aliran air," ucapnya.
Dia menuturkan pada saat banjir beberapa hari lalu terjadi peningkatan volume sampah. Namun dia enggan merinci berapa peningkatan volume sampah itu. "Kalau ada peningkatan sampah sebanyak 10 persen saja ke sungai-sungan di Jakarta, maka akan bisa berdampak luar biasa, banjir," ujarnya.
Untuk masalah pemukiman liar, kata Djarot, Pemerintah Provinsi DKI akan membangun rumah susun sewa. Rumah susun itu, dia mengimbuhkan, akan ditinggali oleh warga sekitar bantaran kali yang masih hidup ditempat yang tak layak dan tak manusiawi.
Menurut Djarot, untuk bisa mewujudkan program tertib sampah dan hunian, Pemerintah Provinsi DKI akan menggandeng Kodam Jaya. "Kami telah menyepakati perjanjian kerja sama sejak Desember 2014 sampai 2015. Tak bisa melakukan penataan jika tak konsisten dan berkelanjutan, " ucapnya.
GANGSAR PARIKESIT