TEMPO.CO, Bekasi - Tengkorak manusia yang ditemukan di pinggir jurang Kampung Loa, Taman Sari, Kabupaten Bogor, diduga kuat adalah Syarifudin, 31 tahun. Orang tua korban pun meyakini jika tengkorak itu adalah anaknya. "Berdasarkan ciri-cirinya, kami yakin," kata Tarfiah, 57 tahun, ibu korban, Selasa, 31 Maret 2015.
Keyakinan itu didasarkan atas barang-barang yang ditemukan di sekitar tengkorak. Misalnya tempat nasi, sandal, serta KTP yang semua adalah milik Syarifudin. "Saya lihat waktu ke RSUD Ciawi," kata dia. Karena itu, dia langsung membawa pulang jasad itu untuk dimakamkan.
Menurut Tarfiah, selama ini Syarifudin tinggal bersama keluarga di Jalan Banteng RT 04 RW 14 Kelurahan Kranji, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi. Sebelum ditemukan dalam kondisi mengenaskan, Syarifudin tak pulang selama lima bulan. "Dia pamit berangkat kerja," kata Tarfiah.
Syarifudin bekerja sebagai kuli angkut pabrik di Bulak Kapal, Kecamatan Bekasi Timur. Namun pada saat berangkat kerja, Tarfiah tak tahu pasti apakah anak bungsunya itu pergi ke Bulak Kapal atau tempat lain.
Tarfiah menyatakan ikhlas dengan kepergian Syarifudin. Dia tidak ingin ini kasus ini itu diselidiki oleh polisi meskipun kematian putranya itu dinilai tidak wajar. Karena itu, keluarga menolak jasad korban diotopsi.
Handayani, kakak korban, mengatakan setelah adiknya tak pulang beberapa hari, keluarga sudah melapor ke kepolisian. Keluarga pun sudah mencari, tapi tak juga menemukan. "Tahu-tahu sudah begini," kata Handayani.
Menurut dia, Syarifudin adalah sosok yang pendiam. Jika ada masalah, almarhum enggan berbagi kepada keluarga. Bahkan, adiknya sempat berhenti kerja di Bulak Kapal. Syarifudin lalu bersedia kembali bekerja setelah dibujuk oleh teman-temannya yang datang. "Berangkat dibawakan bekal nasi, tapi setelah itu tidak ada kabar," kata dia. "Dia juga tidak membawa handphone."
ADI WARSONO