TEMPO.CO, Jakarta - Penyelenggara acara, Divine Production, mengkhususkan membuat pesta dengan iringan musik disk jockey (DJ). Sudah berdiri selama dua tahun, event organizer yang dikelola 22 orang ini sudah malang-melintang di dunia klub malam Jakarta.
Pemilik Divine, Immanuel Siregar, mengatakan setiap acara yang digelar khusus untuk mereka yang berusia 18 hingga 21 tahun ke atas. Divine hanya menyediakan konsep acara yang dimeriahkan DJ. Acara hampir selalu dimulai pukul 22.00 WIB. "Soal tempat, urusan pemilik dan sponsor," kata dia kepada Tempo, di Kemanggisan, Jakarta Barat, Senin, 27 April 2015.
Immanuel mengaku heran dengan reaksi masyarakat ihwal pesta bikini yang bertema “Splash After Class” sebagai perayaan bagi murid sekolah menengah atas di The Hotel Media and Towers di kawasan Jakarta Pusat pada Sabtu, 25 April 2015. Menurut dia, sebenarnya banyak pesta serupa.
Pesta ini selalu diawali dengan kontrak antara Divine dengan pemilik tempat. Immanuel mengatakan pada pesta kolam renang di The Media Hotel and Towers, di antara kontrak perjanjian adalah bagi hasil.
Immanuel mengakui pesta bikini tersebut untuk siswa sekolah menengah atas yang merayakan kelulusan setelah Ujian Nasional. Divine bisa menghimpun Rp 64 juta hanya dalam lima jam. Pengeluaran, salah satunya membayar pajak 21 persen atau sekitar Rp 13,4 juta. Sisanya, Rp 50,5 juta, kata Immanuel, disetorkan ke pihak hotel.
Dari perjanjian bagi hasil, Divine mendapat presentase sekitar 20 persen dari keuntungan setelah dipotong pajak. "Bersih, kami mendapat Rp 10 jutaan," ucap Immanuel. Divine sudah tiga kali menggelar pesta di kolam renang di hotel itu.
Immanuel sadar kesalahan fatal yang dilakukan dalam acara itu, yakni promosi dengan mencatut berbagai sekolah. Sekolah-sekolah yang dicatut namanya, SMA 8 Bekasi, SMA 12 Jakarta, SMA 14, SMA 38, SMA 50, SMA 24, SMA 31, dan SMK Musik BSD. Beberapa sekolah lain tercatat sebagai pendukung, yaitu SMA 109, SMA 53, SMA 29, SMA 26, SMA 31, SMA 44, SMA Muhammadiyah Rawamangun, dan SMA Alkamal.
Immanuel mengaku terpaksa menanggung konsekuensi dan risiko. "Kami akan minta maaf ke setiap sekolah, Dinas Parawisata dan Kebudayaan, serta Dinas Pendidikan dan Komisi Perlindungan Indonesia."
HUSSEIN ABRI YUSUF