TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Dwi Badarmanto menyatakan instansinya ikut menyelidiki kasus peluru nyasar di Jatiwaringan, Pondok Gede, Bekasi. Dia menyebut Polisi Militer Angkatan Udara sudah diturunkan. "Sekarang sedang diselidiki, bekerja sama dengan polisi juga," kata dia saat dihubungi, Jumat, 19 Juni 2015.
Dwi mengatakan, saat ini POM TNI AU sudah menutup lapangan latihan tembak yang berada di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Hal itu dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan faktor lapangan yang membuat peluru tersebut bisa menyasar dan mengenai seorang warga.
Polisi Militer juga menyelidiki kemungkinan peluru tersebut nyasar ke permukiman karena terpental. Namun dia menyatakan tidak menutup kemungkinan peluru itu memang ditembakkan oleh tentara ketika sedang berlatih menembak. "Tapi bukan berarti sengaja tembak ke arah permukiman, jadi memang latihan menembak saja," kata dia.
Ketika peristiwa itu terjadi, dia menyebut ada dua institusi yang sedang menggunakan lapangan menembak itu. Keduanya adalah Detasemen Markas TNI AU dan Direktorat Perbekalan dan Angkutan TNI Angkatan Darat. "Jadi memang sudah biasa dipakai bergantian, karena itu milik TNI," ujar dia.
Menurut Dwi, TNI juga bakal mengevaluasi kembali penggunaan lapangan tersebut. Salah satunya adalah soal jarak lapangan dengan permukiman warga sejauh 1,2 kilometer. "Tapi semua masih dalam proses penyelidikan terlebih dahulu," kata dia.
Sebelumnya, pada Selasa, 16 Juni 2015, Rian Riawan terkena peluru nyasar di bagian pundak ketika bermain di dekat rumahnya, Jalan Gamprit, Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi. Akibatnya, anak berusia 10 tahun itu harus dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk diobati.
DIMAS SIREGAR