TEMPO.CO, Jakarta - Kekecewaan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di acara pameran bertajuk Jakarta Book dan Edufair 2015 ternyata didasari keinginannya memperbaiki kualitas pendidikan anak-anak di Ibu Kota. Ahok ingin anak-anak punya akses yang luas terhadap bacaan sehingga wawasannya menjadi luas.
“Minimal seperti saya, meski dari kampung tapi tetap bisa sekolah dan punya buku bacaan banyak,” kata Ahok, sapaan akrabnya, saat membuka pameran itu di Parkir Timur Senayan, Senin, 27 Juli 2015.
Ahok meluapkan kekecewaannya lantaran mendapati harga perlengkapan sekolah yang dijual di pameran itu ternyata lebih mahal dibanding harga pasar. Idealnya, kata dia, pameran digelar untuk memfasilitasi masyarakat agar bisa memperoleh perlengkapan sekolah dengan harga murah. Apalagi, pameran tersebut menargetkan pengunjung yang memegang Kartu Jakarta Pintar.
Ahok mengatakan semula dirinya mau mendukung pameran tersebut karena memproyeksikan JakBook dan Edufair 2015 menjadi perluasan semangat Kartu Jakarta Pintar. Yakni memberi kesempatan anak-anak di Jakarta untuk mengenyam pendidikan. Sebab, Ahok miris ketika mengetahui 4 juta anak di Ibu Kota tak sekolah karena kekurangan biaya. “Maka saya bersama Presiden Joko Widodo waktu itu ngotot merealisasikan KJP,” dia berujar.
Terlanjur tahu impiannya tak sesuai harapan, Ahok langsung mengajak masyarakat untuk meninggalkan pameran dan tak belanja lagi di pedagang JakBook dan Edufair 2015. Dia merekomendasikan orang tua murid membeli perlengkapan sekolah di toko buku dekat rumah. Bahkan, dia menggaransi Kartu Jakarta Pintar tetap bisa dipakai untuk membayar meski membeli di luar area pameran. “Cari saja toko yang ada logo ATM Bersama dan Prima karena KJP sudah terintegrasi ke sana,” kata Ahok.
RAYMUNDUS RIKANG