TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan Daerah Dharma Jaya selalu rugi dari tahun ke tahun. Urusan internal yang kacau membuat perusahaan distributor daging sapi milik pemerintah Jakarta ini tak pernah setor untung sejak 2011, seperti ditulis Koran Tempo edisi 13 November 2015.
Setor keuntungan terakhir ke kas daerah pada 2010 sebesar Rp 265,8 miliar. Setelah itu mandeg lalu setor lagi pada 2014 sebesar Rp 45 juta. Buruknya laporan keuangan perusahaan ini membuat Gubernur Basuki Tjahaja Purnama sempat hendak membubarkannya.
Direktur Utama PD Dharma Jaya Marina Ratna Dwi Kusumadjati optimistis perusahaannya bisa menyetor keuntungan ke Pendapatan Asli Daerah tahun depan. Untuk mewujudkan targetnya, Marina menemui Gubernur Basuki alias Ahok kemarin guna merumuskan langkah-langkah penyehatan.
Badan Pemeriksa Keuangan perwakilan DKI Jakarta pernah mengaudit keuangan perusahaan itu tahun buku 2010-2011. Dalam laporannya, BPK menemukan adanya indikasi kerugian negara senilai Rp 4,9 miliar, terdiri dari potensi kerugian negara sebesar Rp 3,5 miliar dan kekurangan penerimaan saat laporan sebesar Rp 1,7 miliar.
Dua direktur Dharma Jaya bahkan ditetapkan sebagai tersangka tindak pidana korupsi oleh Kejaksaan Agung. Keduanya adalah bekas direktur usaha Basuki Ranto dan pelaksana tugas direktur usaha Agus Indrajaya. Mereka dituduh menggelapkan anggaran perusahaan periode 2008-2011.
Dengan aset yang totalnya sekitar Rp 40 miliar, Marina berujar, Dharma Jaya seharusnya tak merugi. Sebagai langkah pertama, perusahaan menggandeng PD Pasar Jaya untuk menyalurkan daging sapi. Sistem distribusi ini menjamin daging yang berasal dari rumah pemotongan hewan milik Dharma Jaya terjual.
Dharma Jaya sudah memasok 7 kontainer yang setara dengan 700 ekor sapi. Pada awal tahun, ia hanya mampu menjual 200-300 ekor sapi. “Kami ingin wujudkan ketahanan pangan komoditas daging sapi,” kata Marina.
Selain sinergi dua badan usaha milik daerah itu, Basuki bakal menjamin Dharma Jaya menerima penyertaan modal pemerintah daerah dengan total Rp 200 miliar hingga 2017. Tahun ini, perusahaan itu mengajukan penambahan modal Rp 50 miliar. Ia berujar kerugian yang dialami Dharma Jaya disebabkan lantaran buruknya pengelolaan. “Kami akhirnya memilih berberes ketimbang menutup perusahaan,” ucap dia.
Direktur Utama PD Pasar Jaya Lutfi Rachman mengatakan kerja sama dengan Dharma Jaya mengatakan sinergi itu dimulai pada awal 2016. Ia bertugas menyediakan data kebutuhan pasar yang menjadi dasar kerangka kerja Dharma Jaya. “Dengan begitu, harga di pasar bisa terkontrol,” kata Lutfi.
LINDA HAIRANI