TEMPO.CO, Jakarta - Warga penghuni kompleks sBerlan, Matraman, Jakarta Timur, protes bila daerahnya dicap sebagai sarang narkoba. Pandangan tersebut muncul karena ramai pemberitaan tentang penggerebekan rumah terduga bandar narkoba di dekat wilayahnya.
"Di sana itu RW 4, Jalan Slamet Riyadi IV. Satu kelurahan dengan kami, tapi bukan bagian kompleks Berlan," kata Sumiyati, Ketua RW 3, Kelurahan Kebon Manggis, saat ditemui Tempo di kediamannya, Rabu, 20 Januari 2016.
Menurut Sumi, warga kompleks Berlan pun resah dengan kejahatan narkoba yang masuk di daerahnya. Para pengguna narkoba, kata Sumi, bukan penduduk yang tinggal di sana.
Baca: Kronologi Kematian Bripka Taufik Setelah Dikepung di Berlan
Mereka kerap men-sweeping pendatang yang dicurigai pembeli narkoba. "Kami perhatikan tiap orang yang datang, kami kan tahu mana yang warga sini," ujarnya.
Ia menuturkan, gerak-gerik calon pembeli narkoba dapat dikenali. Biasanya memarkirkan kendaraan di sembarang tempat. Para pembeli tersebut kemudian berjalan kaki menuju RW 04 karena akses jalan yang sempit. "Kami tahu, mereka parkir mobil di sini (Berland), sudah kami cirikan," tuturnya.
Baca: Informan Polisi di Rusuh Berlan Ditemukan Tewas di Ciliwung
Empat anggota Direktorat Reserse Narkoba Kepolisian Sektor Senen menggerebek rumah Yola yang diduga bandar narkoba di Jalan Slamet Riyadi IV, Senin, 18 Januari 2016. Namun aksi tersebut berujung dengan pengeroyokan kepada polisi tersebut.
Seorang polisi Brigadir Kepala Taufik dan informan Japri tewas dalam peristiwa itu. Saat dikepung massa mereka menyelamatkan diri dengan cara lompat ke Sungai Ciliwung yang berada persis di belakang tempat kejadian perkara.
AHMAD FAIZ