TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Metro Jaya mendatangi kantor pusat perusahaan taksi Blue Bird Group yang berlokasi di Jalan Mampang Prapatan Raya, Jakarta Selatan.
Menurut Kepala Humas Blue Bird Amalia, tujuan kedatangan polisi adalah mendata jumlah taksi mereka yang menjadi korban perusakan saat terjadi demo Paguyuban Pengemudi Angkatan Darat pada Selasa, 22 Maret lalu. “Kami juga sudah melaporkan mobil-mobil kami yang rusak karena demo kemarin. Sejauh ini ada 167 unit, tapi mungkin bisa berkembang sampai 200-an,” katanya saat dihubungi pada Kamis, 24 Maret 2016.
Kedatangan polisi ini dipimpin Kepala Unit 2 PLHK Subdirektorat Keamanan Negara Komisaris Stialanri K. Stingan. Mereka datang sekitar pukul 12.30 dan melakukan pendataan selama kurang-lebih dua jam.
Amalia berujar pendataan tersebut nantinya tak hanya sebatas pada kantor pusat Blue Bird, tapi juga pada operator kendaraan umum lain. “Seluruh angkutan darat (yang demo kemarin) juga akan didatangi,” ujarnya.
Demo terhadap pengemudi angkutan pelat hitam yang terjadi pada dua hari yang lalu diwarnai kericuhan. Tercatat di beberapa wilayah Jakarta, seperti Kasablanka, Senayan, dan Semanggi, sempat terjadi bentrokan pengemudi taksi konvensional, seperti Blue Bird dan Express, dengan pengemudi ojek online.
Saat ini kepolisian juga sudah menetapkan tersangka yang dianggap sebagai provokator dalam demo tersebut, di antaranya Feri Yanto, yang sudah ditahan di Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya. Selain Feri, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya sudah menahan empat tersangka, di antaranya Fiansyah alias Gepeng bin Napi, Dede Iskandar alias Andar, dan Muhammad Imron, serta seorang pengemudi Go-Jek, Yos Arend Marlissa alias Joseph.
Petugas Kepolisian Sektor Tanah Abang pun menetapkan dua pengemudi Go-Jek, Junaidi dan Faisal Amir, sebagai tersangka perusak mobil taksi yang melintas di Jalan Palmerah saat demonstrasi berlangsung. Keduanya ditahan di kantor Polsek Tanah Abang, Jakarta Pusat.
DESTRIANITA K