TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memastikan akan melarang sepeda motor melintas di sepanjang jalur Jalan Jenderal Sudirman hingga M.H. Thamrin. Syaratnya, kata dia, jika jalur jalan itu sudah terpasang sistem electronic road pricing (ERP).
"Ini saya kasih tahu, nanti kalau terpilih (jadi Gubernur DKI lagi) dibilang bohong. Saya sampaikan apa adanya," kata Ahok dalam sambutannya di acara penyerahan kartu kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan kepada pengemudi Go-Jek, di Jakarta Selatan, Ahad, 17 April 2016.
Baca juga: Ahok Perluas Larangan Sepeda Motor, tapi...
Ahok mengatakan pemerintah DKI sedang meminta agar semua gedung di sepanjang ruas jalan utama Ibu Kota itu melepas pagar. Baru setelah itu pemerintah memberlakukan ERP dan menghapus three in one. "Kalau sudah dibuka semua, akan diberlakukan, minimal ada jalan alternatif," katanya.
Ahok sebelumnya sudah melarang sepeda motor masuk di kawasan Jalan M.H. Thamrin mulai dari Bundaran HI hingga Jalan Medan Merdeka Barat. Kebijakan ini sempat mendapat tentangan, tapi Ahok bergeming. Namun kebijakan yang awalnya berlaku 24 jam akhirnya dikurangi sehingga motor bisa melintas di jalan itu pada pukul 23.00-05.00 WIB.
Adapun sistem ERP hingga kini belum juga diterapkan. Menurut Ahok, sistem ini masih terganjal regulasi karena ada perbedaan persepsi mengenai dana yang ditarik dari ERP. Menurut Ahok, ERP bukan merupakan pajak ataupun retribusi. "Terlambat karena masalah regulasi harus diputusin. (Ada anggapan) ini sebagai pajak, tapi buat saya ini bukan pajak. Ini kan cuma alat untuk mengendalikan jumlah mobil," kata Ahok di kantor Gubernur DKI Jakarta, Selasa, 29 Maret 2016.
Baca juga: Penjelasan Ahok Kenapa Proyek ERP Mandek
Ahok saat ini masih menguji coba penghapusan three in one. Namun tampaknya pemerintah tetap akan memberlakukan sistem itu hingga ERP benar-benar diterapkan.
Jika ERP diterapkan dan sepeda motor dilarang masuk, Ahok mengatakan pemerintah akan menyiapkan bus berlantai rendah yang akan datang setiap 5-10 menit sekali di sepanjang jalan itu.
Sehingga, nantinya penumpang tidak perlu naik dari halte Transjakarta, tapi bisa langsung dari bawah. Selain itu, ia juga berencana memperlebar trotoar sepanjang Sudirman-Thamrin sekitar 9,5-10 meter. "Pembatas jalur cepat-lambat juga mau kami potong," ujarnya.
Menurut Ahok, desain tersebut saat ini sudah ada. Namun ia mau membereskan kabel duct terlebih dulu. Sebab, menurut dia, kabel-kabel di Sudirman-Thamrin masih berantakan, dan harus dirapikan.
FRISKI RIANA