TEMPO.CO, Bogor - Petugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor menyita tiga mobil pembawa ribuan butir telur busuk yang akan dijual di dua pasar tradisional. Tiga mobil itu ditemukan saat petugas melakukan inspeksi mendadak, Kamis, 9 Juni 2016.
"Kami menyita ribuan telur busuk yang sudah direbus, yang dibawa dua mobil pikap dan satu angkot untuk dipasarkan," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor Mangahit Sinaga.
Menurut dia, sekitar 9.400 butir telur busuk ini akan dikirim ke Pasar Bogor dan Pasar Anyar. "Biasanya oleh pedagang akan dijual kepada pedagang bakso dan rumah makan," katanya.
Padahal, kata dia, jika dikonsumsi, telur-telur itu dapat menimbulkan efek gatal-gatal di kulit dan gangguan pencernaan. "Yang paling parah, jika dikonsumsi terus-menerus dalam jangka panjang, dapat mengakibatkan kanker usus," kata Mangahit.
Dia mengimbuhkan, jika dilihat secara kasat mata, nyaris tidak ada perbedaan antara telur ayam rebus bagus dan yang busuk. Namun, jika dikupas, telur busuk rebusan bisa dilihat dari kuning telurnya yang berada di sisi luar dan warnanya pudar. Selain itu, bila dicium, baunya menyengat. "Beda dengan telur biasa. Jika direbus, kuning telur berada di dalam dan dilindungi putih telur," kata Mangahit.
Menurut dia, berdasarkan keterangan pengemudi, ribuan telur busuk itu berasal dari wilayah Kecamatan Caringin dan Cijeruk, yang memang merupakan wilayah peternakan ayam. "Tahun lalu saja kami menemukan kasus yang sama," ujarnya.
Untuk menghindari kejadian serupa terulang kembali, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, selain melakukan pengawasan secara rutin ke semua pasar, berkoordinasi dengan penyidik kepolisian. "Pelakunya bisa dijerat dengan Undang-Undang Kesehatan," ujarnya.
Sehari sebelumnya, petugas Disperindag juga menyita 3.000 telur busuk rebus dari seorang penjual di Pasar Bogor. "Ini upaya kami melindungi masyarakat dari pedagang-pedagang nakal yang biasanya memanfaatkan tingkat beli masyarakat selama bulan Ramadan," katanya.
M SIDIK PERMANA