TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menjelaskan alasannya memilih Cilincing, Jakarta Utara, sebagai lokasi program bedah rumah. "Rumahnya sudah kayak kandang kambing," kata Djarot di Cakung, Jakarta Timur.
Djarot berujar, atap rumahnya juga bocor. "Mau masuk harus nunduk. Di dalam rumah juga tetap nunduk," ujar Djarot.
Djarot menargetkan program bedah rumah ini bisa merenovasi 80 rumah di tiap kelurahan. Di Cilincing telah dilakukan pembedahan 83 rumah. "Dalam setahun, 21 ribu rumah dari 267 kelurahan dibedah," tutur Djarot.
Baca: Bantu Bedah Rumah Kumuh, Ahok-Djarot Akan Bentuk Pasukan Merah
Untuk pembiayaan bedah rumah, Djarot mengatakan bisa melalui program Bazis dan pendanaan corporate social responsibility (CSR). Pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah juga akan diusahakan. "Tiap rumah alokasi dananya Rp 20 juta," kata Djarot.
Menurut Djarot, persyaratan rumah yang dibedah adalah tanah rumah tersebut harus memiliki sertifikat, girik, dan akta jual-beli. "Yang penting surat kepemilikan yang resmilah," ucapnya.
Djarot menuturkan syarat lain adalah harus sesuai dengan zonasi. Kondisi rumah juga dalam kategori memprihatinkan berdasarkan verifikasi. Selain itu, diutamakan pemilik rumah yang dibedah pekerjaannya serabutan atau berstatus janda.
Penerima bedah rumah pun harus sudah menerima layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Kartu Jakarta Pintar, dan beras untuk masyarakat miskin. "Setelah semua syarat terpenuhi, langsung urus sertifikat dan izin mendirikan bangunan," kata Djarot.
IRSYAN HASYIM | JH